Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam pada Senin (4/4) mengatakan, ia tidak berniat untuk menambah masa jabatannya menjadi dua periode.
ADVERTISEMENT
Lam menyampaikan keputusan itu menjelang pemilihan kepemimpinan Hong Kong yang akan berlangsung pada 8 Mei mendatang. Sebelumnya, pemilihan telah ditunda dari 27 Maret 2022 akibat wabah COVID-19 yang melonjak di kota itu.
"Saya akan menyelesaikan masa jabatan lima tahun saya sebagai kepala eksekutif pada 30 Juni, dan secara resmi mengakhiri karir 42 tahun saya di pemerintahan," kata Lam kepada wartawan seperti dikutip dari AFP.
"Saya harus mendahulukan anggota keluarga saya, dan mereka merasa sudah waktunya bagi saya untuk pulang," tambahnya.
Lam menambahkan, ia sangat berterima kasih kepada Beijing atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Ia mengungkap, masa kepemimpinannya telah disertai oleh tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lam merujuk pada protes 2019 dan pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sejak kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997, Hong Kong memiliki empat kepala eksekutif. Keempat kepala eksekutif ini berjuang untuk menyeimbangkan aspirasi demokrasi sejumlah penduduk dengan visi para pemimpin Partai Komunis China.
Lam menerangkan, ia telah memberi tahu Beijing tentang niatan untuk tidak akan menambah masa jabatan sejak Maret 2021. Pemimpin China menghormati permintaan Lam.
Klaim China yang menyatakan Hong Kong adalah wilayah kekuasannya mendorong Lam untuk melaporkan niat itu. Beijing sangat memiliki pengaruh kuat di kota itu.
Para pemimpin eksekutif di kota itu pun dipilih oleh komite pemilihan kecil. Mereka terdiri dari loyalis Beijing. Akibatnya, siapa pun yang menjadi pemimpin berikutnya harus mendapatkan persetujuan diam-diam dari Beijing.
Lam mulai menjabat sebagai kepala eksekutif pada tahun 2017. Ia terpilih berkat mengampanyekan janji untuk menyatukan sebuah kota yang semakin membenci cengkeraman Beijing.
ADVERTISEMENT
Dua tahun sejak Lam terpilih, jutaan orang turun ke jalan dalam protes anti-pemerintah. Protes itu terkadang disertai dengan kekerasan, sehingga mendorong Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional pada Juni 2020.
Undang-undang tersebut justru memberikan Beijing lebih banyak kekuasaan untuk mengatur kehidupan rakyat Hong Kong.