Pemimpin Hong Kong Tak Akan Tolerir Segala Bentuk Kekacauan

9 Juni 2020 12:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memakai masker menggelar konferensi pers terkait virus corona di Hong Kong. Foto: REUTERS / Tyrone Siu
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memakai masker menggelar konferensi pers terkait virus corona di Hong Kong. Foto: REUTERS / Tyrone Siu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menegaskan, sudah tidak mampu lagi mentolerir segala bentuk kekacauan.
ADVERTISEMENT
Komentar Lam disampaikan bertepatan dengan satu tahun peringatan demo besar pro-demokrasi di Hong Kong. Saat itu jutaan warga Hong Kong tumpah ruah di jalanan untuk memprotes pembahasan RUU Ekstradisi yang dinilai mengancam demokrasi di wilayah administrasi khusus itu.
Aksi nyalakan lilin untuk menandai peringatan 31 tahun penumpasan protes pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen Beijing pada tahun 1989, di Hong Kong. Foto: Reuters/TYRONE SIU
"Kami semua melihat betapa sulitnya apa yang kami lalui satu tahun terakhir, dan karena hal itu kami mempunyai banyak masalah yang harus dihadapi," ucap Lam seperti dikutip dari Reuters.
"Kami harus belajar dari kesalahan, saya harap semua anggota parlemen belajar dari kesalahan bahwa Hong Kong tak mampu lagi berhadapan dengan kekacauan seperti itu," sambung dia.
Polisi anti huru-hara berjaga saat protes di Hong Kong. Foto: REUTERS / Tyrone Siu
Kondisi Hong Kong sampai pertengahan 2020 masih jauh dari kata kondusif. Kondisi diperparah dengan pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa pekan terakhir massa prodemokrasi kembali turun ke jalan menentang UU Keamanan yang sudah ditetapkan Beijing untuk Hong Kong. UU keamanan adalah aturan baru usai UU ekstradisi ditolak pengesahannya.
Aktivis Hong Kong telah menyerukan warga untuk memperingati satu tahun demo prodemokrasi dengan turun ke jalan pada Kamis (11/6). Sementara pada Minggu (14/6) mereka berencana menggelar referendum untuk menentukan apakah pemogokan nasional dibutuhkan atau tidak.
Aksi mogok massal merupakan protes atas pemberlakuan UU keamanan nasional.
"Selama setahun terakhir, warga Hong Kong dan dunia menjadi saksi atas memburuknya situasi di Hong Kong karena Beijing memperketat cengkramannya atas kebebasan kota ini," kata aktivis prodemokrasi Joshua Wong.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.