Pemimpin Syiah di Irak Minta Pendukungnya Akhiri Protes Usai 23 Orang Tewas

30 Agustus 2022 19:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemimpin Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dalam konferensi pers di Najaf, Irak, Selasa (30/8/2022). Foto: Sadr office/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pemimpin Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dalam konferensi pers di Najaf, Irak, Selasa (30/8/2022). Foto: Sadr office/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemimpin Syiah terkemuka di Irak, Muqtada al-Sadr, memerintahkan para pengikutnya untuk mengakhiri protes mereka di Baghdad pada Selasa (30/8).
ADVERTISEMENT
Al-Sadr mengeluarkan pernyataannya dalam pidato yang disiarkan di televisi. Dalam kesempatan itu, dia meminta maaf atas kekacauan yang telah menewaskan 23 orang tersebut. Petugas medis mengatakan, bentrokan bahkan telah mencederai 380 orang lainnya.
Pendukung pemimpin populis Irak Moqtada al-Sadr bentrok dengan pendukung Kerangka Koordinasi, sekelompok partai Syiah, di Zona Hijau di Baghdad, Irak, Senin (29/8/2022). Foto: Thaier Al-Sudani/Reuters
Para pendukung al-Sadr telah menyerbu kompleks pemerintahan di Zona Hijau. Al-Sadr lantas menetapkan batas waktu selama sejam bagi mereka untuk meninggalkan protes di kawasan itu.
"Ini bukan revolusi karena telah kehilangan karakter damainya. Menumpahkan darah orang Irak dilarang," jelas al-Sadr, dikutip dari Reuters, Selasa (30/8).
"Dalam waktu 60 menit, jika Gerakan Sadrist tidak mundur, termasuk dari aksi duduk di parlemen, maka saya pun akan meninggalkan gerakan itu," tegas dia.
Pendukung pemimpin populis Irak Moqtada al-Sadr memprotes di Zona Hijau, di Baghdad, Irak, Senin (29/8/2022). Foto: Alaa Al-Marjani/Reuters
Pidato tersebut menyusul kebuntuan politik selama sepuluh bulan usai pemilihan parlemen di Irak pada Oktober 2021. Sejak itu, Irak belum membentuk pemerintahan baru.
ADVERTISEMENT
Al-Sadr kemudian memperkeruh situasi ketika mengumumkan pensiun dari dunia politik pada Senin (29/8). Dia mengkritik para pemimpin lain yang gagal mereformasi sistem yang korup.
Pendukung al-Sadr lantas berhadapan dengan faksi-faksi Syiah pro-Iran. Mereka menembakkan roket dan mengacungkan peluncur granat dari truk-truk. Suara tembakan terdengar di seluruh kota semalaman.
Pendukung pemimpin populis Irak Moqtada al-Sadr bentrok dengan pendukung Kerangka Koordinasi, sekelompok partai Syiah, di Zona Hijau di Baghdad, Irak, Senin (29/8/2022). Foto: Thaier Al-Sudani/Reuters
Pihak berwenang mengaku tidak dapat memaksakan pengendalian. Sebab, militer juga terbagi menjadi kelompok pro-Iran dan anggota Gerakan Sadrist. Pasukan keamanan akhirnya mengumumkan jam malam dan mendesak pengunjuk rasa meninggalkan Zona Hijau.
"Ada milisi yang tidak terkendali, benar, tetapi itu tidak berarti Gerakan Sadrist juga harus tidak terkendali," ujar al-Sadr.