Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus dan Ayatollah Sistani pada Sabtu (6/3/2021) bertemu di kota suci Syiah, Najaf di Irak. Mereka bertemu 50 menit secara tertutup.
Usai pertemuan, kantor Sistani memastikan bahwa nasib umat Kristen di Irak jadi pembahasan utama.
"Beliau menegaskan mengenai keprihatinannya terhadap warga Kristen yang seharusnya hidup damai dan aman serta mendapat seluruh hak konstitusional seperti seluruh warga Irak lain," kata kantor Sistani seperti dikutip dari AFP.
Pertemuan Sistani dan Paus disebut sebagai salah satu inti kunjungan pemimpin Gereja Katolik itu di Irak.
Ayatollah Sistani dikenal sebagai tokoh tertutup. Dia juga jarang mau menerima tamu.
Terlaksananya pertemuan itu dianggap sebagai salah satu momen bersejarah. Sebab, pertemuan digelar di tengah persekusi umat Kristen di Irak.
ADVERTISEMENT
Karena persekusi, umat Kristen Irak memilih kabur. Kini umat Kristen di Irak hanya berjumlah satu persen dari populasi Irak.
Paus pun sebelum bertemu Sistani menyampaikan pernyataan mengenai kebebasan beragama adalah hak dasar. Hak itu wajib dihormati di semua tempat.
"Seluruh umat beragama tidak boleh diam saat mendapat kekerasan dari teroris yang melanggar agama," kata Paus.