Pemimpin Uni Soviet Terakhir, Mikhail Gorbachev, Meninggal Dunia

31 Agustus 2022 5:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Foto: Pascal Guyot/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Foto: Pascal Guyot/AFP
ADVERTISEMENT
Kabar duka datang dari Rusia. Tokoh yang berperan besar dalam mengakhiri Perang Dingin sekaligus eks pemimpin Uni Soviet terakhir, Mikhail Gorbachev, meninggal dunia pada Selasa (30/8).
ADVERTISEMENT
Ia wafat di usia 91 tahun akibat sakit parah.
Kabar meninggalnya Gorbachev disampaikan oleh berbagai media lokal, mengutip dari keterangan rumah sakit tempat Gorbachev dirawat, Russia's Central Clinical Hospital, Moskow.
“Mikhail Sergeyevich Gorbachev meninggal dunia malam ini akibat penyakit serius dan berkepanjangan,” lapor kantor berita Interfax.
TASS melaporkan, jenazah Gorbachev akan dimakamkan di Pemakaman Novodevichy, Moskow, Rusia, di samping makam sang istri yang lebih dahulu meninggal. Sang istri, Raisa Gorbacheva, meninggal dunia pada 1999.

Sosok Gorbachev dan Kiprahnya Dalam Sejarah Politik Rusia

Lahir pada 2 Maret 1931 di sebuah desa terpencil Privolnoye, Stavropol, Rusia, Gorbachev berhasil mengemban pendidikan hingga ke tingkat tinggi.
Ia merupakan lulusan sarjana Fakultas Hukum di kampus bergengsi Rusia, Moscow State University, pada 1955. Ia kemudian melanjutkan studinya di Stavropol Agricultural Institute.
ADVERTISEMENT
Langkahnya di ranah politik dimulai pada 1952, saat ia lulus dari studi magisternya dan bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet. Seiring berjalannya waktu, ia dilantik menjadi anggota Komite Sentral pada 1971.
Gorbachev menorehkan sejarah dalam ideologi konservatif Uni Soviet kala itu dengan memperkenalkan gerakan politik glasnost dan perestroika.
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Foto: Stephane Bentura/AFP
Glasnost adalah kebijakan tentang kebebasan berpendapat, berdiskusi tentang isu-isu yang kala itu dinilai sensitif untuk dibicarakan di tempat umum, yakni terkait politik dan sosial.
Sementara perestroika memiliki makna kebijakan reformasi politik dan ekonomi.
Kebijakan glasnost dan perestroika yang dibawa Gorbachev memicu perdebatan publik besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Rusia. Gagasan tersebut membangkitkan rasa nasionalisme di kalangan masyarakat sekaligus mendorong pecahnya aksi separatisme.
Warga Berlin Barat berkerumun di depan Tembok Berlin awal 11 November 1989 ketika mereka menyaksikan penjaga perbatasan Jerman Timur menghancurkan Tembok. Foto: AFP
Kala itu, kaum nasionalis mulai mendesak kemerdekaan negara-negara republik di kawasan Baltik, seperti Latvia, Lithuania, Estonia, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Gorbachev adalah eks pemimpin negara komunis Uni Soviet terakhir, sebelum akhirnya blok itu terpecah menjadi negara-negara independen pada 1991.
Ia memenangkan pemilihan umum untuk jabatan tersebut pada Maret 1990 dan mengundurkan diri pada 25 Desember 1991.

Gorbachev Dianugerahi Nobel Perdamaian atas Jasanya

Semasa jabatannya, Gorbachev sangat terbuka terhadap pengaruh Barat.
Ia menjalin kesepakatan dengan Amerika Serikat soal pengurangan senjata dan menghancurkan julukan ‘Tirai Besi’ yang diemban Uni Soviet sejak Perang Dunia II di ranah internasional. Gorbachev juga berperan besar dalam hancurnya Tembok Berlin dan reunifikasi Jerman.
Nobel Perdamaian bahkan sempat dianugerahkan untuk Gorbachev pada 1990. Usai mengundurkan diri sebagai pemimpin Uni Soviet, ia menyibukkan dirinya dalam kegiatan sosial dan sastra.
Mantan pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada festival sastra lit.Cologne di 'Guerzenich' pada 13 Maret 2013 di Cologne, Jerman. Foto: Ralf Juergens/Getty Images
Berkat reputasinya yang luar biasa di luar negeri dan pemerolehan Nobel Perdamaian itu, Gorbachev mulai melakukan berbagai kegiatan yang membawa dampak sosial dan politik.
ADVERTISEMENT
Ia mendirikan Partai Union of Social Democrats pada 2007. Namun partai ini tidak bertahan lama diakibatkan oleh sedikitnya anggota partai.
Kemudian ia membuka yayasan think-thank berbasis di Moskow yang mulai aktif sejak 1992, Gorbachev Foundation. Yayasan ini aktif dalam meneliti era perestroika serta isu-isu terkini soal sejarah dan politik Rusia.
Tak hanya itu, Gorbachev juga menjadi co-founder kantor surat kabar lokal Rusia, Novaya Gazeta, yang kerap menyuarakan kritik terhadap Pemerintahan Kremlin hingga saat ini.