Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Pemindahan Napi Bakal Jadi Pintu Pulangkan WNI yang Dihukum Mati di Negara Lain
6 Desember 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Komisi XIII DPR Willy Aditya berharap Indonesia tak hanya bekerja sama dengan Australia dan Filipina dalam melakukan transfer of prisoners. Melainkan juga dengan negara-negara lain yang berkepentingan.
ADVERTISEMENT
Sebab, memperluas kerja sama tersebut juga bisa memperbesar upaya Indonesia untuk memulangkan WNI yang terancam dihukum mati di negara lain.
Salah satu contohnya adalah pemulangan WNI terjerat kasus narkoba dan terancam hukum mati di Malaysia. Menurutnya, kasus WNI terjerat narkoba paling banyak ditemukan di Malaysia.
"Setidak-tidaknya menjadi trigger, dengan adanya transfer prisoner dibawa ke Presiden Pak Prabowo ini ada niat baik ada bentuk yang dilakukan semoga berikutnya, Malaysia," ujar Willy saat kunker ke Lapas Kerobokan Kelas IIA Kabupaten Badung, Bali, Jumat (6/12).
"Semoga ini menjadi ketok pintu yang cukup efektif untuk kemudian berikutnya Malaysia. Memang paling banyak warga negara kita di hukum mati di Malaysia," sambung politikus NasDem itu.
ADVERTISEMENT
Willy mengaku Indonesia memang belum memiliki dasar hukum untuk melakukan pemindahan narapidana dengan luar negeri. Komisi XIII akan berdiskusi dengan Kementerian Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan mengatur turunan hukum pemindahan narapidana. Hal ini demi kepentingan politik dengan luar negeri.
"Ini kan jadi good political will, kan harus kita ingin bersambung walaupun kita belum punya aturan turunannya tapi setidak-tidaknya ini adalah prinsip bagaimana ini bukan dibebaskan tapi ini dipindahkan saja ke negara asalnya untuk dilanjutkan tahanannya itu," katanya.
Saat ini, Indonesia dan Filipina sudah menandatangani perjanjian kesepakatan terkait pemulangan terpidana mati kasus narkotika, Mary Jane Veloso.
Selain dengan Filipina, ada negara lain yang sudah menjajaki kesepakatan untuk melakukan transfer of prisoners. Termasuk Australia.
ADVERTISEMENT