Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Peminta Sumbangan Masjid di Karawang Tahu Ada Larangan, Tunggu Instruksi Desa
15 April 2025 11:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menerbitkan Surat Edaran larangan permintaan sumbangan di jalan. Sehari setelahnya, praktik ini masih ditemui di Karawang.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, Selasa (15/4), aktivitas penggalangan dana pembangunan masjid masih terlihat di Jalan Raya Syech Quro, Desa Telagasari, Kecamatan Telagasari.
Ada tiga orang yang berjaga di lokasi itu. Masing-masing dari mereka duduk di bangku plastik, memegang jaring ikan untuk menampung uang.
Nampak pula spanduk pemberitahuan pembangunan masjid. Spanduk itu terlihat lusuh dan robek.
"Mohon do'a restu sedang melaksanakan pembangunan/renovasi Masjid Jami Mifathus Sa'adah," bunyi tulisan di spanduk tersebut.
Tunggu Instruksi Pemerintah Desa
Salah satu pengumpul dana masjid di lokasi itu, Yuyun Yunani (40 tahun), mengaku sempat mendengar larangan gubernur tersebut.
Yuyun dan dua rekannya pun jadi ragu apakah akan tetap menggalang dana atau tidak.
"Sempat ragu sih lanjut jariyah jangan, tapi kita menunggu instruksi dari desa aja deh, kalau disuruh setop ya sudah enggak lanjut. Sekarang belum ada omongan apa-apa," kata Yuyun.
ADVERTISEMENT
"Cuma kalau berhenti kan mestinya ada solusi, kayak bisa enggak kita kirim proposal ke Pak Dedi atau kayak gimana gitu, biar pembangunan tetap lanjut," ujar dia.
Sudah 3 Tahun, Dapat Rp 250 Ribu per Hari
Yuyun menyebut praktik ini terhitung sudah tiga tahun berjalan. Dana yang dikumpulkan rencananya digunakan untuk merenovasi masjid menjadi dua lantai. "Biar cukup pas salat lebaran," kata dia.
Dalam sehari, kata dia, uang yang terkumpul rata-rata Rp 250 ribu. "Misal dapat Rp 250 ribu nanti ke masjid Rp 150 ribu, sisanya dibagi tiga," ucap Yuyun.
Pemotor Memaklumi
Salah satu pemotor di jalur tersebut, Riston Rewendi, mengaku cukup memaklumi aktivitas tersebut meski kadang membuat arus kendaraan tersendat.
ADVERTISEMENT
"Sedikit terganggu sih kalau lagi macet, tapi maklum lah biar ada jalan buat sedekah, bagi rezeki," kata dia.
Dia berpandangan kegiatan pengumpulan dana ini sudah menjadi kebiasaan warga Indonesia yang lekat dengan tradisi gotong-royong.
Terlebih sebagai warga yang beragama non-muslim, ia mengaku sering memberikan uang ketika ada rezeki lebih.
"Budaya kita kan gotong-royong jadi enggak heran juga kalau sering ada minta-minta di jalan kayak begitu. Enggak memandang Islam atau enggak, yang penting niatnya berbagi," ujar Riston.