Pemkab Jember Sudah Diperingatkan Ruko Jompo Rawan Ambles Sejak 5 Bulan Lalu

2 Maret 2020 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi pertokoan Jompo yang ambruk di Jalan Sultan Agung Jember, Jawa Timur, Senin (2/3/2020). Foto: Twitter/@BNPB_Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi pertokoan Jompo yang ambruk di Jalan Sultan Agung Jember, Jawa Timur, Senin (2/3/2020). Foto: Twitter/@BNPB_Indonesia
ADVERTISEMENT
Peringatan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII tentang Pertokoan Jompo yang akan ambruk akhirnya terjadi. Pihak BBPJN telah melayangkan surat ke Bupati Jember dan sejumlah dinas terkait mengenai bahayanya kondisi tersebut pada 4 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Mengutip surat dari Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII, Achmad Subki, pihaknya merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Jember untuk membongkar Pertokoan Jompo. BBPJN VIII mengusulkan perubahan tata kota di kompleks tersebut.
Pertokoan Jompo yang dibangun pada tahun 1975 itu gagal konstruksi sejak awal. Sebab, dibangun dengan posisi menggantung di bibir sungai Kali Jompo.
"Permasalahan estetika kota oleh Pemkab Jember melalui tindak lanjut desain hasil pembongkaran ruko diganti dengan taman atau ruang terbuka hijau," saran Achmad dalam surat tertanggal 4 Oktober 2019 tersebut.
Sejumlah warga melihat pertokoan Jompo yang ambruk di Jalan Sultan Agung Jember, Jawa Timur, Senin (2/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Seno
Pembongkaran ruko juga bertujuan untuk mengembalikan fungsi sungai Kali Jompo seperti sedia kala. Selain itu juga untuk mempermudah perbaikan permanen pada jembatan yang menghubungkan ruas jalan Sultan Agung sisi timur dan sisi barat.
ADVERTISEMENT
Ruko JSC telah mengakibatkan kerusakan fatal sejak awal pembangunannya. Beban bangunan ruko yang menggantung di atas sungai menyebabkan bergesernya tanah dan bibir sungai dan keretakan jalan sepanjang 100 meter.
Analisis BBPJN VIII, amblesnya bibir sungai juga mengakibatkan konstruksi jembatan Kali Jompo tidak presisi karena bergeser sejauh 52 sentimeter.
Kondisi pertokoan Jompo yang ambruk di Jalan Sultan Agung Jember, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Seno
Menurut Achmad, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana membangun kembali jembatan itu dengan anggaran Rp 10 miliar.
Anggaran tersebut sekaligus juga dipergunakan untuk perbaikan kerusakan jalan yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2020. Kepala Tata Usaha BBPJN VIII, Nur Khavid Abdillah, mengatakan solusi terbaik adalah membongkar seluruh bangunan JSC.
"Seharusnya, di atas aliran air sungai free dari apa pun. Tidak boleh ada bangunan," paparnya, Selasa 29 Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Pertokoan Jompo berupa deretan ruko dua lantai sebanyak 30 unit. Hanya satu sisi pondasi di sebelah utara yang menancap ke dalam tanah persis menempel di bibir sungai tanpa sempadan dengan tepi badan jalan.
Atau dengan kata lain, pondasi sisi utara tersebut tanpa jarak yang memadai dengan tepi badan jalan. Sedangkan, sisi selatan tanpa pondasi. Bangunan 30 unit ruko itu berada di atas sungai Kali Jompo dengan sisi utara satu-satunya tumpuan konstruksi.
Khavid berpendapat, keberadaan seperti itu mengganggu proses alamiah aliran Kali Jompo. Sekaligus membahayakan tata ruang di sekitarnya.
"Sudah ambles dan bangunannya bergeser terus mulai dari 2,06 cm sampai 2,8 cm," bebernya.
Amblesnya pondasi juga menyeret kontruksi jembatan Jompo yang menghubungkan sisi barat dan timur ruas jalan Sultan Agung. Pergeseran jembatan bergerak dari semula 30 cm menjadi 52 cm ke arah barat.
ADVERTISEMENT
Khavid mengaku telah beberapa kali mengemukakan kondisi tersebut secara lebih detail ke Pemerintah Kabupaten Jember, Pemerintah Provinsi Jawa Timur maupun Kementerian PUPR.
Namun belum ada tindakan apa pun dari Pemkab Jember dan pihak-pihak terkait. Hingga akhirnya Pertokoan Jompo di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates itu runtuh pada Senin, 2 Maret 2020.
Kontruksi bangunan pertokoan dengan panjang hampir 50 meter roboh ke Sungai Kali Jompo sekitar pukul 04.00 WIB. Menurut sejumlah saksi mata, peristiwa tersebut terjadi secara tiba-tiba.
"Waktu itu gerimis, tapi suara bangunan ambruk sangat keras," ujar Hasyim saat ditemui di lokasi, Senin (2/3).
Suratmi yang hendak ke Pasar Tanjung juga menyaksikan kejadian tersebut. "Ya kaget, takut jalan ikut ambruk," tutur wanita penjual makanan ini.
ADVERTISEMENT
Memang bukan hanya bangunan pertokoan yang runtuh, sebagian badan jalan juga turut ambruk.