Pemprov DKI Jabarkan Anggaran Rp 12 M untuk Beli Server dan Antivirus

9 Oktober 2019 15:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan, Muhammad Nurrahman. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan, Muhammad Nurrahman. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta mengajukan anggaran sebesar Rp 12,6 miliar untuk pembelian antivirus dan perangkat informasi teknologi dalam APBD 2020.
ADVERTISEMENT
Kepala Unit Pengelola Teknologi Informasi Kependudukan DKI, Muhammad Nurrahman, menuturkan, anggaran sebesar Rp 12 miliar itu akan digunakan untuk tiga kegiatan. Mulai dari pembelian antivirus, pembelian Microsoft Office dan database dari Oracle.
"Kelihatannya begitu ya Rp 12 miliar itu kesannya antivirus tapi ada 3 kegiatan. Pertama antivirus, kedua Microsoft Office dan database Oracle. Jadi server itu perlu untuk database, jadi bukan satu kegiatan untuk antivirus, tapi ada 3," kata Nurrahman di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (9/10).
Nurrahman mengatakan, penggunaan anggaran terbesar digunakan untuk membeli database Oracle. Ia mengatakan, pembelian database itu mencapai Rp 7 miliar.
"Oracle database itu untuk satu core-nya Rp 700 sampai Rp 800 ribuan. Jadi karena ada 8 core untuk server tinggal dikalikan. Jadi untuk yang Oracle per core-nya Rp 797 ribu sekian, hitungannya 9 core, jadi Rp 7,8 miliar. Jadi yang besar di Oracle," ucap Nurrahman.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, penggunaan database dari Oracle demi memberikan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu penggunaan database Oracle juga mengikuti arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Ini terkait dengan pelayanan kita lagi tambahan memberikan kemudahan bagi masyarakat ada server jadi juga perlu untuk lisensi Oracle itu," ujar Nurrahman.
"Kalau Oracle kita ikut dari Kemendagri sesuai ketentuan Oracle untuk pembelian pertama memang besar, begitu tahun berikutnya ada ATS 15 persen dari pembelian pertama, jika ada tambahan support kita di-support," tambahnya.
Logo Microsoft. Foto: Mike Segar/Reuters
Kemudian Nurrahman mengatakan, untuk pembelian Microsoft Office juga menjadi penyebab naiknya anggaran pembelian antivirus dan perangkat informasi teknologi dalam APBD 2020. Pemprov DKI membutuhkan dana mencapai Rp 4 miliar untuk itu.
"Untuk Microsoft Rp 4 miliar, kita beli yang (Microsoft) 2016. Ini dari mulai tingkat kelurahan di 276 Kelurahan, 44 Kecamatan 6 Sudin dan di Dinas. Di Kelurahan saja ada 3 PC," jelas Nurrahman.
ADVERTISEMENT
Terakhir Nurrahman mengatakan, untuk anggaran pembelian antivirus tidak setinggi yang diperkirakan. Pemprov DKI hanya membutuhkan Rp 384 juta untuk membeli antivirus.
"Kalau untuk antivirus rutinitas setiap tahun karena ada upgrade, jadi setiap tahun kita beli, sewa, sewa setiap tahunnya, karena ada penambahan terus. Walaupun itu kita tidak beli tahun berikutnya ada upgrade support kita tidak masuk, enggak ikut support tambahan, seperti virus yang terus berkembang dan sebagainya. Antivirus Rp 384 juta satu tahun," tutur Nurrahman.