Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Pemprov Jatim masih mendiskusikan wacana penerapan new normal dengan berbagai kalangan. Meski demikian, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, menilai new normal baru bisa diterapkan di Jawa Timur saat tingkat penularan virus corona di bawah 1 persen.
ADVERTISEMENT
"Hari ini Jatim masih 1,32 persen. Surabaya 1,6 persen. Penurunan rate of transmission ini menjadi penting untuk menjadikan patokan memulai new normal. Hari ini konsentrasi kita adalah pada penurunan penyebaran dan penghentian penyebaran," terang Khofifah di Gedung Grahadi Surabaya, Selasa (26/5).
Khofifah menjelaskan, saat ini pihaknya masih fokus menyetop penularan COVID-19 di Jawa Timur, terutama di Surabaya Raya. Sebab, lebih dari 80 persen kasus COVID-19 di Jatim berasal dari Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik.
"Pola-pola yang sudah kita ukur melibatkan pakar epidemiologi akan fokus pada penurunan penyebaran sampai penghentian penyebaran sambil kita menyiapkan beberapa rencana untuk melakukan New Normal terutama untuk perusahaan dan berbagai sektor perdagangan di Jatim," bebernya.
ADVERTISEMENT
Dalam persiapan new normal ini, pihaknya melakukan re-edukasi dan re-sosialisasi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 kepada masyarakat secara menyeluruh dan bottom up mulai dari tingkatan RT/RW.
"Dengan re-edukasi dan re-sosialisasi, insyaAllah warganya juga sungkan kalau enggak pakai masker keluar rumah," terangnya.
"Saya rasa social punishment yang paling memberikan dampak ketika tetangga kanan kiri sudah mengingatkan. Kalau kita dari pemprov terlalu jauh. Maka RT memiliki tingkat efektivitas yang tinggi untuk mere-edukasi warganya," pungkas Khofifah.
-------------------------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.