Pemuda Muhammadiyah Anggap Pimpinan KPK Tak Berani Ungkap Kasus Novel

4 November 2017 13:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Smart FM di Gado-gado Boplo. (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Smart FM di Gado-gado Boplo. (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemuda Muhammadiyah menilai molornya pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, merupakan bentuk tidak beraninya pimpinan lembaga antirasuah itu bertindak dan mengambil keputusan. Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Simanjuntak menyayangkan hal itu.
ADVERTISEMENT
"Segala upaya telah kita lakukan ya karena adanya fakta dan persekongkolan yang paripurna sehingga mendesak kami untuk menyegerakan pembentukan TGPF," ujar Dahnil dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11).
Menurut Dahnil, hal itu pula yang mendorong sebagian pihak termasuk para mantan komisioner KPK terdahulu untuk menyegerakan pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF) Novel. Dahnil beranggapan pimpinan KPK saat ini cenderung kurang berani mengusut kasus tersebut karena harus berhadapan dengan polisi sebagai pengusut kasus tersebut.
"Karena itu kami datangi mantan pimpinan KPK, untuk melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK yang saat ini cenderung tidak berani saat ada kasusnya yang berharapan dengan polisi," ujarnya.
Dahnil pun mengkritisi perihal lima pimpinan KPK yang saat ini belum juga satu suara terkait pembentukan tim pencari fakta Novel. Padahal menurutnya masalah ini terkait salah satu penyidik KPK yang saat ini kejelasan penyelesaian kasusnya masihlah abu-abu.
ADVERTISEMENT
"Pimpinan KPK harus terang dong, mata Novel itu sudah tidak terang saat ini, bahkan sampai saat ini pimpinan pun belum satu suara untuk mendorong pembentukan TGPF padahal ini menyangkut paut urusan anak mereka," kata Dahnil.
Atas permintaan yang sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo, Dahnil berharap pembentukan tim pencari fakta tersebut segera diwujudkan. Dahnil menggarisbawahi, pembentukan tim tersebut bukan sebagai upaya melemahkan polisi, tapi justru membantu meringankan kerja korps Bhayangkara.
"Kami berharap ketika Pak Presiden sudah mendengar, dapat segera bentuk TGPF dan lagi jangan pandang TGPF ini sebagai pelecehan terhadap kinerja yang dilakukan kepolisian, justru ini adalah langkah untuk membantu kinerja serta program dari Pak Tito guna membuat terang kasus ini," katanya.
ADVERTISEMENT
"Terakhir dua hari lalu saya telepon mas Novel, katanya 'Mas aku pesimis kasus ini akan diselesaikan polisi'. Nah saya akhirnya ambil kesimpulan agar nanti Pak Jokowi dibuka hatinya agar TGPF segera terbentuk sehingga pembersihan KPK serta pelaku penyerangan terhadap Novel segera terbuka identitasnya," imbuhnya.