Pemuka Agama dan Bupati Banyuwangi Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan

12 Februari 2018 11:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati anas gelar pertemuan dengan pemuka agama. (Foto: Dok. Pemkab Banyuwangi)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati anas gelar pertemuan dengan pemuka agama. (Foto: Dok. Pemkab Banyuwangi)
ADVERTISEMENT
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggelar pertemuan dengan para pemuka agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Senin pagi (12/2). Mereka mengimbau untuk tetap menjaga kerukunan.
ADVERTISEMENT
Ketua FKUB Banyuwangi KH Muhammad Yamin berharap umat di daerahnya terus menjaga kerukunan dalam keberagaman. Saat ini, di sejumlah daerah terjadi kekerasan yang berpotensi mengganggu kerukunan umat, seperti persekusi biksu di Tangerang, kekerasan terhadap kiai di Bandung, dan penyerangan gereja di Sleman. Pelaku penyerangan di Slemen adalah Suliyono, warga Banyuwangi.
“Kita semua menyesalkan kekerasan, untuk dan atas nama apa pun. Termasuk kemarin ada penyerangan gereja, itu bukanlah perilaku yang dibenarkan ajaran agama mana pun,” kata KH Yamin yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/2).
Keprihatinan tersebut harus disikapi dengan terus menjaga kerukunan antarumat. “Kerukunan yang selama ini telah terbina dengan baik di Banyuwangi harus terus kita tingkatkan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Terkait pelaku penyerangan gereja yang merupakan pelajar atau mahasiswa asal Banyuwangi yang sedang menuntut ilmu di daerah sekitar Yogyakarta, KH Yamin meminta umat di Banyuwangi tetap tenang dan terus menjaga kerukunan.
Hal yang sama diutarakan Romo Yosep Utus. Sebagai Ketua Diaken Blambangan, lembaga kepastoran di Banyuwangi, ia meminta kerukunan yang telah terjalin sangat baik tidak tergoyahkan dengan kejadian-kejadian di luar daerah.
“Kami menyesalkan kekerasan itu. Tapi, kami yakin dengan kerukunan umat di sini, jadi kejadian kekerasan tidak akan terjadi Banyuwangi,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Romo Fajar Tejo Sukarno menambahkan, masyarakat Banyuwangi tidak perlu terprovokasi dengan sejumlah kekerasan di luar daerah. “Masalah besar kita kecilkan, dan masalah kecil kita hilangkan,” ujarnya.
Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Banyuwangi Pendeta Anang Sugeng yang bertetangga dekat dengan pelaku tindak kekerasan di Sleman, yakin kejadian itu tidak mengganggu harmoni antarumat beragama di daerahnya.
“Jarak rumah saya dengan rumah terduga pelaku kekerasan di Sleman itu sekitar 200 meter. Kami di Desa Kandangan hidup rukun antarumat. Tidak ada pertentangan sedikit pun. Kita berkomitmen bersama untuk terus menjaga kerukunan ini,” terangnya.
Pertemuan itu juga dihadiri Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Suminto, perwakilan umat Tri Dharma Indrana Tjahjana, dan sejumlah pemuka agama lainnya.
ADVERTISEMENT
Bupati Anas mengucapkan terima kasih atas kesigapan para pemuka agama dalam membangun keharmonisan. Semua kemajuan yang diperoleh Banyuwangi saat ini tidak terlepas dari kerja para pemuka agama dalam mendoakan Banyuwangi dan terus menjaga kerukunan dan kedamaian.
Anas atas nama pemerintah daerah dan masyarakat Banyuwangi meminta maaf kepada semua umat Katolik atas tindakan yang dilakukan salah seorang warganya di Sleman. “Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk senantiasa menjaga kedamaian,” pungkasnya.