Penanganan Erupsi Gunung Semeru Fokus Pemulihan, Pengungsi Capai 10 Ribu Jiwa

18 Desember 2021 2:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepulan asap menyelimuti area yang terendam banjir lahar hujan Gunung Semeru di Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Kepulan asap menyelimuti area yang terendam banjir lahar hujan Gunung Semeru di Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelaksana Tugas Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan penanganan bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kini berfokus kepada fase awal pemulihan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dilakukan usai fase pencarian korban telah resmi dihentikan. Di sisi lain, serta jumlah pengungsi erupsi juga semakin hari semakin bertambah akibat aktivitas Gunung Semeru yang masih aktif.
"Jadi proses ini mulai bergeser dari fokus pencarian korban ke fase awal pemulihan," ujar Abdul dikutip dari Antara, Jumat (17/12).
Abdul mengatakan sejak hari kesepuluh pencarian korban, tak ditemukan lagi adanya jasad dari korban. Ditambah, penetapan Status Tanggap Darurat Kabupaten Lumajang hanya berlangsung pada 4-17 Desember 2021.
Maka, kata dia, dengan tidak ditemukan lagi jasad korban, operasi pencarian korban pun dihentikan. Dengan demikian mulai 17 Desember 2021 ditetapkan tidak ada lagi kegiatan pencarian jasad korban hilang.
Petugas SAR berjalan menuju titik pencarian korban di kawasan lintasan awan panas Gunung Semeru di Curah Koboan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (13/12/2021). Foto: Budi Candra Setya/Antara Foto
Di sisi lain, Abdul mengatakan, hingga 16 Desember 2021 jumlah pengungsi erupsi Gunung Semeru sudah mencapai 10.571 jiwa. Penanganan pengungsi ini yang menjadi prioritas ke depan.
ADVERTISEMENT
"Ini yang menjadi fokus perhatian saat ini dan ke depan bahwa kita harapkan masyarakat terdampak tidak terlalu lama di tempat pengungsian," ujar Abdul.
Abdul mengatakan upaya pencarian jasad korban hilang untuk saat ini akan berjalan seiring dengan proses transisi menuju awal tahap rehabilitasi dan rekonstruksi, seperti pemulihan alur sungai.
Sementara, seiring peningkatan status dari level waspada menjadi level siaga terhitung pada 16 Desember 2021, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 Km dari puncak gunung.
Kemudian, tidak berada pada radius 5 Km dari puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.