Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Penangkapan hingga Deportasi Ancam Jurnalis yang Meliput Demo Turki
28 Maret 2025 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Aparat keamanan di Turki meningkatkan tindakan keras dan tekanannya kepada media dan demonstran yang meliput demo. Turki selama lebih dari sepekan diterjang demo besar menolak penangkapan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu.
ADVERTISEMENT
Ekrem Imamoglu adalah sosok utama penantang kekuasaan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sampai sekarang Ekrem Imamoglu masih ditahan dan diinvestigasi atas dugaan korupsi.
Atas penahanan Ekrem Imamoglu, ratusan ribu warga Turki turun ke jalan mendemo pemerintahan Erdogan. Sampai Kamis (27/3) demo masih berlanjut.
Namun, kesaksian para demonstran, saat ini mereka diselimuti ketakutan akibat semakin represif dan banyaknya polisi yang diturunkan untuk menjaga demo.
Selain ke demonstran, tindakan keras dilakukan Turki ke jurnalis. Bahkan jurnalis BBC Mark Lowen dideportasi ke Inggris lantaran meliput demo. Sebelum dipulangkan paksa, Lowen sempat ditahan selama 17 jam.
Pemerintah Turki menyebut tindakan itu diambil karena Lowen dianggap mengganggu ketertiban umum.
Bukan cuma ke media asing, Turki sudah mencabut izin tayang saluran oposisi Sozcu Tv selama 10 hari. Aparat Turki juga dilaporkan menahan 10 jurnalis lokal yang meliput demo.
Sementara itu, seorang jurnalis foto AFP Yasin Akgul sejak awal pekan ini ditangkap karena tuduhan ikut serta demo. Kantor berita AFP mengecam penangkapan dan menuntut agar Akgul segera dibebaskan.
ADVERTISEMENT
Tindakan keras Turki terhadap para jurnalis juga menuai kecaman keras pula dari PBB.
Keterangan Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerikaya, sejak demo dimulai pada 19 Maret 2025, total warga yang sudah ditangkap mencapai 1.879 orang.
Sekilas Partai Imamoglu vs Erdogan
Ekrem Imamoglu adalah politikus Turki dari Partai Rakyat Republik (CHP). CHP didirikan oleh Mustafa Kemal Atatürk — Bapak Westernisasi Turki — yang berhaluan sekular.
Sedangkan Erdogan berasal dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang didirikannya pada 2001. Partai ini berhaluan Islamisme moderat.
Erdogan memimpin Turki sekitar 22 tahun, baik sebagai PM maupun presiden.