Pendeta Korban Penikaman Gereja Sydney: Influencer di TikTok

16 April 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang penyerang mendekati Uskup Mar Mari Emmanuel saat kebaktian gereja di Gereja Christ The Good Shepherd, Sydney, Australia, Senin (15/4/2024). Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang penyerang mendekati Uskup Mar Mari Emmanuel saat kebaktian gereja di Gereja Christ The Good Shepherd, Sydney, Australia, Senin (15/4/2024). Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Pendeta Mar Mari Emmanuel diserang saat kebaktian gerejanya disiarkan langsung dari Sydney, Senin (15/4). Dia merupakan figur yang kontroversial namun populer di media sosial. Pengikutnya berada di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam khotbahnya di Assyrian Christ The Good Shepherd Church, Emmanuel kerap mengangkat berbagai isu. Dari mulai pembahasan Alkitab hingga kritik tajam terhadap homoseksualitas, vaksinasi Covid, Islam, dan Presiden AS Joe Biden.
Meskipun memiliki banyak pengikut di platform TikTok hingga YouTube, Emmanuel juga sering menjadi sasaran kritik dan kebencian di dunia maya.
Pada Senin (15/4) malam, kebaktian yang dipimpinnya terganggu ketika seorang remaja laki-laki menikamnya dan beberapa jemaah lain dengan pisau.
Beberapa konten yang diunggah ke media sosial menunjukkan penyerang sempat mengkritik komentar Emmanuel tentang Islam. Polisi menyebut serangan itu sebagai tindakan teroris yang diduga dipicu oleh ekstremisme agama.
Dalam khotbah-khotbahnya, Emmanuel kerap mempertanyakan sebagian teologi Islam. Namun, di lain waktu ia menekankan kecintaannya pada warga muslim dan menyampaikan dukungannya terhadap warga Palestina di Gaza.
ADVERTISEMENT
“Dia tidak mengatakan bahwa agama anda adalah sampah, dia hanya membuktikan bahwa mereka salah dan diartikulasikan dengan sangat baik. Sampai pada titik di mana hal tersebut dapat mengganggu mereka satu-satunya cara anda dapat menjatuhkannya adalah melalui kekerasan fisik,” kata Manuka (20), seorang pengikut Emmanuel di TikTok, seperti dikutip Reuters.
Menurut Mary Anoya (17), remaja yang keluarganya menghadiri kebaktian, popularitas Emmanuel meningkat selama pandemi COVID karena khotbah-khotbahnya yang diposting secara online, terutama di TikTok.
"Sejak dia menjadi terkenal, kata-katanya menjadi kacau. Saya tumbuh dengan mengetahui siapa dia, saya tahu tipe orang seperti apa dia dan itu semua di luar konteks," kata Anoya di luar gereja, Selasa (16/4).
Warga sekitar menyampaikan kemarahannya usai tragedi penusukan itu. Massa melemparkan batu ke arah polisi. Hal itu diduga mencerminkan ketakutan akan penganiayaan agama, khususnya di kalangan umat Kristen dari Suriah, Irak, Mesir, dan Lebanon.
ADVERTISEMENT