Penelantaran Bayi Baru Lahir di Suriah, Ditemukan di Masjid hingga Pohon Zaitun

25 Mei 2023 11:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibrahim Othman bermain dengan seorang gadis yang ditemukan di depan pintu masjid di desa Hazano di provinsi Idlib utara pada 11 Februari 2020. Foto: Omar Haj Kadour/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ibrahim Othman bermain dengan seorang gadis yang ditemukan di depan pintu masjid di desa Hazano di provinsi Idlib utara pada 11 Februari 2020. Foto: Omar Haj Kadour/AFP
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu seorang Warga Suriah, Ibrahim Othman, punya pengalaman tak terlupakan. Itu dimulai saat ia keluar rumah untuk pergi salat.
ADVERTISEMENT
Pulang dari salat dia membawa bayi baru lahir. Bayi putra itu ditemukannya di pintu masjid tempatnya salat.
"Saya bawa dia pulang dan beri tahu istri saya membawa kamu hadiah," kata pria 59 tahun itu yang tinggal di zona perang Hazano di barat laut Suriah, demikian dikutip dari AFP.
Ia lalu memberi nama bayinya Hibatullah. Nama itu berarti pemberian dari Tuhan. Othman kemudian memutuskan merawat bayi tersebut.
Ibrahim Othman bermain dengan seorang gadis yang ditemukan di depan pintu masjid di desa Hazano di provinsi Idlib utara pada 11 Februari 2020. Foto: Omar Haj Kadour/AFP
Seorang pejabat Suriah mengatakan kisah Othman kerap terjadi Suriah. Banyak pasangan meninggalkan bayi di masjid, rumah sakit, bahkan di bawah pohon zaitun.
Tindakan itu dilakukan karena perang yang sudah berlangsung selama 12 tahun lebih. Maka kondisi keamanan dan perekonomian di Suriah amburadul.
"Sebelum perang pecah hanya sedikit kasus penelantaran bayi," kata kelompok pemantau Suriah yang bermarkas di London, Truth and Justice.
Sisa-sisa serangan gas beracun di Suriah Foto: REUTERS/Ammar Abdullah
Pada 2021 sampai 2022 sebanyak 100 anak, 62 di antaranya bayi perempuan, ditemukan di seluruh negara. Laporan Truth and Justice itu dirilis pada Maret 2023.
ADVERTISEMENT
Kelompok Truth and Justice percaya angka sebenarnya lebih tinggi dari data mereka kumpulkan.
"Angkanya bertambah sangat banyak sejak konflik bersama dengan dampak sosial dan ekonomi akibat perang di wilayah yang dikuasai pemerintah atau pemberontak," jelas kelompok itu.
Faktor-faktor semisal kemiskinan, instabilitas, kondisi keamanan, dan pernikahan anak serta pelecehan seksual hingga kehamilan di luar nikah menambah banyak jumlah bayi telantar.
Berbeda dari Truth and Justice, pejabat Kementerian Kesehatan Suriah Zaher Hajjo mengatakan kepada AFP pada 10 bulan pertama 2022 ada 53 bayi baru lahir yang telantar. Jumlah itu berada di wilayah pemberontak dan pemerintah.
Seorang warga Suriah, Faisal al-Hammond, meminta agar ada cara untuk menangani masalah penelantaran bayi. Sebab, dia pernah melihat bayi baru lahir di bawah pohon zaitun diserang kucing.
ADVERTISEMENT
"Darah menetes dari wajahnya," kata Hamaoud.
Pejabat di wilayah pemberontakan, Abdullah Abudullah, menyebut penelantaran bayi baru lahir bukan cuma masalah otoritas atau penguasa setempat. Harus ada kesadaran dari semua pihak supaya masalah itu teratasi.
"Perang harus disalahkan dan keluarga juga atas penelantaran anak. Anak-anak itu yang jadi korban," jelas Abdullah.