Peneliti Inggris Sebut Varian Corona Brasil Punya Tingkat Penularan Tinggi

15 Januari 2021 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang wanita dari kelompok etnis pribumi Yanomami di Brasil mengenakan topeng pelindung sambil menggendong seorang anak. Foto: Adriano Machado/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita dari kelompok etnis pribumi Yanomami di Brasil mengenakan topeng pelindung sambil menggendong seorang anak. Foto: Adriano Machado/Reuters
ADVERTISEMENT
Varian baru virus corona ditemukan di Brasil. Hal tersebut membuat negara-negara dunia khawatir.
ADVERTISEMENT
Kecemasan muncul bukan tanpa alasan, hasil penelitian awal menunjukkan varian Brasil mirip dengan Inggris. Mereka sama-sama lebih menular dari virus yang sebelumnya ada.
Menurut salah satu ilmuwan ternama Inggris, Patrick Vallance, benar bahwa varian di Inggris dan Brasil lebih menular. Akan tetapi, varian itu tak memicu penyakit berbahaya.
"Yang kami lihat adalah mutasi yang muncul di berbagai belahan dunia mirip dalam hal perubahan, di Brasil seperti juga di Afsel, memiliki perubahan kode genetik pada posisi 484, dan membuat bentuk protein sedikit berubah," ujar Vallance seperti dikutip dari Independent.
"Perubahan pada varian itu terjadi pada peningkatan transmisi, membuatnya lebih mudah menular ke orang lain," sambung dia.
Vallance menambahkan, dari penelitian yang sudah dilakukan belum ada bukti versi varian baru seperti yang di Inggris, bisa mempengaruhi sistem imun.
ADVERTISEMENT
"Jika kalian tertular varian lama atau sudah divaksin, itu akan bermanfaat untuk menghadapi varian baru seperti yang di Inggris," sambung dia.
Petugas medis melakukan penghormatan untuk korban COVID-19 di sebuah rumah sakit lapangan untuk pasien corona di Santo Andre, negara bagian Sao Paulo, Brasil, Kamis (31/12). Foto: Amanda Perobelli/REUTERS
Sama seperti peneliti Inggris, Institusi Nasional Penyakit Menular Jepang (NIID) menyatakan belum ada bukti varian baru termasuk di Brasil memicu penyakit kronis.
"Menunggu analisa mendalam soal varian baru ini, yang paling dibutuhkan adalah isolasi," ujar otoritas Jepang.
Varian baru asal Brasil pertama kali terungkap di Jepang pada awal Januari 2021.
Ketika itu, empat pendatang yang baru tiba dari Brasil di Jepang, salah satunya mengalami gejala COVID-19 seperti sesak dan sakit kepala.
Saat diperiksa, orang tersebut dan dua anak yang ada dalam rombongan positif COVID-19. Satu lainnya merupakan orang tanpa gejala. Setelah diperiksa lebih lanjut ternyata virus yang ditemukan merupakan varian baru.
ADVERTISEMENT