Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Peneliti Korsel: RI Perlu Konsistensi Kebijakan untuk Tarik Investasi Asing
31 Desember 2024 16:26 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi besar untuk menarik investasi asing, terutama dari Korea Selatan. Namun, kurangnya konsistensi kebijakan menjadi salah satu tantangan yang perlu diperbaiki.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Young Kyung Ko, Profesor dari Universitas Yonsei, dalam diskusi Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2024, lokakarya yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Senin (9/12).
“Memastikan konsistensi kebijakan dan memberikan komunikasi yang jelas saat terjadi perubahan adalah kunci untuk membangun kepercayaan investor,” ujar Young.
Menurutnya, ketidakpastian kebijakan seringkali menjadi hambatan bagi pelaku bisnis Korea Selatan yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Sebagai negara dengan sumber daya alam melimpah dan pasar domestik yang besar, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi investor asing.
Namun, Young menyebutkan bahwa daya tarik itu belum cukup kuat tanpa perbaikan dalam aspek lain, seperti iklim investasi dan infrastruktur.
ADVERTISEMENT
“Vietnam telah menjadi pesaing utama Indonesia di Asia Tenggara, khususnya dalam menarik investasi Korea Selatan. Indonesia perlu menunjukkan keunggulannya secara substansial, bukan hanya mengandalkan kedekatan diplomatik,” jelas Young.
Fokus pada Teknologi dan Hilirisasi
Di sisi lain, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Nurul Ichwan, menyoroti bahwa riset dan pengembangan menjadi salah satu kelemahan utama Indonesia.
Kurangnya inovasi berdampak pada hilirisasi berbagai komoditas unggulan, seperti rumput laut.
“Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar kedua di dunia, tapi kita hanya mampu menghasilkan produk karagenan level rendah karena tidak memiliki teknologi pasca-panen yang memadai,” kata Ichwan.
Ia menambahkan, Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk meningkatkan riset dan pengembangan dengan melibatkan akademisi dan industri kecil.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah bagian dari visi jangka panjang untuk mendorong hilirisasi dan menarik lebih banyak investasi asing,” ujarnya.
Strategi Menarik Investor
Dalam kesempatan itu, Profesor Young memberikan tiga langkah utama yang dapat diambil Indonesia untuk menarik lebih banyak investor Korea Selatan.
Pertama, memastikan konsistensi kebijakan. Perubahan kebijakan yang mendadak harus dihindari, dengan komunikasi yang jelas kepada para investor.
Langka selanjutnya memberi insentif untuk teknologi. Menurut Young, Indonesia perlu fokus pada bidang teknologi yang menjadi kekuatan Korea Selatan, termasuk menyediakan akses pasar yang luas dan rantai pasokan yang stabil.
Terakhir, menonjolkan keunggulan kompetitif. Indonesia perlu memposisikan diri sebagai pusat strategis untuk pasar Asia dan global, membedakan diri dari negara-negara lain di ASEAN, terutama Vietnam.
Investasi Korea Selatan di Indonesia
Korea Selatan telah menjadi salah satu investor terbesar di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk mempertahankan dan meningkatkan investasi tersebut, Indonesia perlu mengambil langkah konkret dalam memperbaiki iklim investasi dan memastikan stabilitas kebijakan.
“Keuntungan Indonesia ada pada sumber daya alam dan pasar domestik, namun untuk menarik investasi Korea Selatan diperlukan perbaikan iklim investasi dan infrastruktur yang lebih baik,” kata Young.