Peneliti LIPI Bicara dari Sisi Ilmiah Soal Isu Hewan Cicak Dianjurkan Dibunuh

23 Februari 2021 19:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cnemaspis muria, spesies baru cicak yang ditemukan di Gunung Muria. Foto: Awal Riyanto/LIPI
zoom-in-whitePerbesar
Cnemaspis muria, spesies baru cicak yang ditemukan di Gunung Muria. Foto: Awal Riyanto/LIPI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pembahasan soal hewan cicak wajib dibunuh ramai di Twitter. Musababnya, karena ada sebuah hadis yang mengatakan membunuh cicak itu mendapat pahala karena cicak merupakan hewan pembawa penyakit.
ADVERTISEMENT
Soal kabar ini, peneliti LIPI, Dr. Amir Hamidy, M.Sc mengatakan hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah soal cicak membawa virus, bakteri atau penyakit. Justru menurutnya yang harus diperhatikan adalah kebersihan lingkungan tempat manusia tinggal.
"Prinsipnya jangan disalahkan ke cicaknya, nggak ada penelitian cicak itu membawa penyakit," katanya saat berbincang dengan kumparan, Selasa (23/2).
Amir adalah ahli zoologi Indonesia yang memusatkan diri dalam cabang herpetologi (ilmu yang mempelajari kehidupan reptilia dan amfibia). Saat ini dia aktif di Pusat Penelitian Biologi LIPI.
Soal hadis yang menyebut cicak membawa penyakit itu, Amir mengatakan harus dilihat dulu konteksnya dan asal muasal hadis tersebut. Mungkin pada zaman Nabi kala itu ada penyakit dari cicak tertentu, tetapi tidak disebutkan spesies cicak yang mana.
ADVERTISEMENT
Jenis Cicak Ratusan
Menurutnya ada ratusan jenis cicak saat ini sehingga tidak bisa digeneralisir begitu saja semua cicak wajib dibunuh. Selain itu soal kondisi di Arab dan Indonesia juga memiliki iklim yang berbeda, itu juga perlu menjadi catatan.
"Jadi perlu dilihat mana sejarahnya, kalau kita bicara soal hadis, lihat asbabul seperti apa, saat hadis dikeluarkan kondisinya seperti apa," ucapnya.
Di Indonesia, lanjut Amir, ada 3 jenis cicak yang biasanya ada di rumah yakni Hemidactylus frenatus, Gehyra infrafrenata, dan Hemidactylus platyurus. Cicak-cicak tersebut memiliki fungsi ekologi seperti memakan nyamuk, serangga, kecoa, tawon dan hewan lain yang bisa berbahaya bagi manusia juga.
"Dia predator serangga-serangga itu, kalau rumah Anda di wilayah tropis, sarangnya serangga. Kalau nggak ada pengendali itu ya mungkin Anda justru akan kena penyakit karena serangga, nyamuk, laba-laba, juga dia makan, jadi pengendali," paparnya.
ADVERTISEMENT
Hal yang perlu diperhatikan menurut Amir adalah soal kebersihan tempat tinggal. Misalnya dengan membersihkan kotoran-kotoran hewan. Bukan hanya cicak, tetapi kotoran hewan lain yang ada di rumah.
Sehingga semua balik lagi pada pribadi manusianya apakah termasuk orang yang cinta kebersihan atau tidak peduli rumahnya kotor. Penyakit itu datangnya bukan dari cicaknya tetapi dari manusia yang malas bersih-bersih.
"Kalau di rumah jangan dibunuh cicak tapi dibersihkan kotorannya, sama kayak ayam kalau dia kotor yang dibersihin kotorannya bukan bunuh ayamnya, sama kayak gitu." katanya.
Amir tidak setuju cicak disebut membawa penyakit sebab sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah soal itu. Kalau cicak memiliki parasit di tubuhnya memang ada, yakni sejenis tengu yang berwarna merah. Kalau setelah pegang-pegang cicak lalu memegang makanan tanpa cuci tangan, tengu itu bisa masuk ke tubuh.
ADVERTISEMENT
"Itu parasit biasa, tapi bukan levelnya virus, bakteri. Belum ada penelitian penyebab penyakit dari cicak. Kalau COVID-19 itu kan jelas, virus asosiasi kelelewar itu kan jelas, ini (cicak) kan nggak, mana ada (penelitiannya)," ucapnya.
Amir mengatakan membasmi cicak juga akan mengganggu ekosistem. Hal itu terkait dengan rantai makanan, bila satu rantai tergganggu maka ekosistem bisa kacau.
"Jadi kesimpulannya tidak ada penelitian cicak membawa penyakit, di badannya itu juga tidak ada," tegas lulusan Doctor Human Environmental Studies, Kyoto University, ini.
Ramai di Twitter soal membunuh cicak
Media sosial Twitter tengah ramai membahas soal anjuran membunuh cicak. Disebutkan, ada sebuah hadis yang mengatakan membunuh cicak bisa mendapatkan pahala.
Dalam hadits riwayat Muslim terdapat sebuah hadits yang menjelaskan beberapa keutamaan membunuh cicak.
ADVERTISEMENT
مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَفِى الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِى الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ
Artinya: “Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua,” (HR Muslim).
Pendapat MUI
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis mengatakan cicak itu memang banyak macamnya. Dalam bahasa Arab, cicak disebut auzagh, ada yang model loreng, ada juga yang putih dan macam-macam. Cholil tidak tahu cicak jenis mana yang membahayakan dan membawa penyakit.
Tetapi bila berdasarkan penelitian ilmiah ada cicak yang membawa penyakit dan membahayakan maka bisa dibunuh.
ADVERTISEMENT
"Bila membahayakan dan membawa penyakit dalam temuan ilmiah dan menyebarkan penyakit. Biasanya ini di tempat yang lembab, karena itu membahayakan maka kita harus menyelamatkan (diri)," kata Cholil kepada kumparan, Senin (22/2).
Namun yang perlu diperhatikan saat ini adalah, tidak semua cicak harus diburu. Bila cicak yang berdampingan dengan kehidupan manusia tidak membahayakan dan tidak menyebarkan penyakit maka harus dibiarkan hidup.
"Tetapi selama (cicak) di rumah tidak mengganggu dengan penyakitnya ya kita biarkan saja," katanya.