Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Peneliti Ungkap Mengapa Indonesia Perlu Mewaspadai Virus Hendra
23 Mei 2022 13:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Namun kini masyarakat kembali diperingatkan untuk waspada terhadap ancaman baru yaitu virus Hendra.
ADVERTISEMENT
Virus ini merupakan anggota famili Paramyxoviridae, genus Henipavirus yang sebetulnya sudah lama muncul di tahun 1994.
Peneliti Global Health Security, Dicky Budiman, menjelaskan virus ini sudah lama muncul dan tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi karena reservoir.
“Dia tidak tiba-tiba muncul karena penyebabnya yang menjadi reservoir namanya hewan pembawa virus ini yaitu flying fox atau kelelawar buah,” kata Dicky, Senin (23/5).
Dicky menjelaskan cara penyebaran virus Hendra ini. Ia mencontohkan mengapa kuda bisa tertular dari kelelawar.
“Kuda dia terpapar ya ketika dia terpapar dia kemudian kontak dengan hewan lain, sesama kuda ataupun pada manusia yang dalam kontak dekat bisa terpapar,” terang Dicky.
Demam dan gejala binatang atau orang terpapar virus ini sama seperti penyakit flu. Namun ia dapat juga menimbulkan gejala berat seperti peradangan otak.
ADVERTISEMENT
Dicky menjelaskan hingga saat ini ia belum ada informasi mengenai migrasi kelelawar buah ke wilayah Indonesia. Namun yang terpenting Indonesia harus meningkatkan surveillance nya.
“Kita memiliki tetangga dengan Australia maupun di Asia Tenggara yang punya risiko-risiko penyakit yang seperti ini,” jelas Dicky.
Prinsipnya sistem ketahanan kesehatan nasional maupun global itu mewaspadai, mencermati, dan mendeteksi semua jenis virus yang berpotensi wabah. Menurutnya surveillance ini penting untuk melihat potensi perubahan karakter virus ini ke depannya karena virus ini termasuk dalam daftar potensi menjadi pandemi.
“Bisa berpotensi menjadi pandemi itu salah satu potensi ke depan salah satunya yang dalam daftar itu belum berubah. Ya antara lain ada 2 virus ini dari kelompok virus, yaitu Nipah virus dan Hendra,” tutup Dicky.
ADVERTISEMENT
Reporter: Rachel Koinonia