Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Penelitian Dosen UGM: Sungai Code Yogya Tercemar Logam Berat-Limbah Antibiotik
22 Maret 2024 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dosen Geografi UGM, Dr Lintang Nur Fadlillah, meneliti kondisi Sungai Code Yogyakarta dengan mengumpulkan 24 sampel air di sepanjang sungai itu. Hasilnya, Sungai Code memiliki kandungan senyawa logam yang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat sedimen di Yogya ini memang kandungan logamnya tinggi. Kita mengambil sampel pada limbah bengkel yang langsung dibuang ke sungai," kata Lintang dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (22/3).
Puluhan sampel yang diambil ini termasuk sepanjang aliran sungai Merapi hingga muara pantai.
Riset ini juga memetakan titik tumpukan limbah dan polutan di Sungai Code. Tak hanya logam berat, dalam penelitian ini ditemukan pula kandungan antibiotik yang berlebihan.
Kandungan antibiotik yang berlebihan di sungai itu berpengaruh terhadap kualitas air. Limbah ini bisa berasal dari limbah rumah sakit, limbah kimia, maupun limbah peternakan.
Kondisi Sungai Code yang seperti ini diduga karena sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang masih lemah. Walaupun kebanyakan limbah sungai di Yogyakarta tidak berasal dari pabrik atau industri besar, melainkan dari rumah tangga dan usaha domestik mikro dan menengah.
Untuk itu perlu perhatian serius dalam pengelolaan IPAL saat ini. "Tidak banyak desa di Yogyakarta yang secara aktif memiliki sistem IPAL, karena keterbatasan sumber daya dan perhatian masyarakat akan lingkungan yang masih minim," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lanjutnya, dikhawatirkan air sungai yang tercemar ini menjadi risiko apabila dikonsumsi masyarakat. Misal saja menyebabkan stunting pada anak-anak.
"UGM turut berupaya dalam mendukung implementasi riset untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, salah satunya dengan memperhatikan kualitas air yang dikonsumsi," ujarnya.