Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Pengacara: Sopir Bus yang Tewas Diduga Disiksa Diantar Oknum Brimob ke Polsek
30 Januari 2025 17:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Warga asal Sumatra Barat yang bekerja sebagai sopir bus, Rahmat Vaisandri (27), tewas usai diduga disiksa oleh sejumlah orang di Jakarta Timur. Rahmat disiksa usai dituduh melakukan pencurian.
ADVERTISEMENT
Setelah disiksa, Rahmat diantarkan ke Polsek Pasar Rebo dalam kondisi babak belur dan hanya mengenakan celana dalam.
Kuasa Hukum dari Keluarga Rahmat, Ali Mukti, mengatakan ada empat orang yang mengantarkan Rahmat ke Polsek Pasar Rebo usai diamuk massa. Salah seorang yang mengantarkan Rahmat disebut merupakan anggota Brimob. Hal itu didasarkan atas informasi yang diperolehnya dari jajaran Polsek Pasar Rebo.
"Yang satu orang siapa? Ada identitasnya?" tanya Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, di Ruang Rapat Komisi III DPR RI pada Kamis (30/1).
"Setelah kami telusuri ternyata dari oknum aparat," kata Ali.
"Polisi dari mana?" tanya Habiburokhman.
"Kalau dari keterangan dari Brimob," jawab Ali.
"Keterangan dari siapa itu oknum Brimob?"
"Dari anggota Polsek Pasar Rebo," jawab Ali.
Ali menambahkan, anggota polisi yang belum diketahui identitasnya itu tiba-tiba menghilang dan enggan untuk dimintai keterangan terkait dengan kasus yang menimpa Rahmat. Belum diketahui anggota itu turut serta menyiksa Rahmat ataukah tidak.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada anggota yang ikut mengantar tapi tidak mau dimintai keterangan dan tidak mau dimasukkan ke dalam (BAP)," ujar dia.
Sebelumnya, Rahmat disiksa hingga menderita luka pada sejumlah bagian tubuhnya. Saat ditemui keluarga di RS Polri Kramat Jati, terdapat 29 jahitan di kepala, patah di bagian rahang, luka di punggung seperti bekas diseret, hingga tangan yang diduga bekas diikat.
Jenazah Rahmat dibawa ke kampung halaman di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, untuk dimakamkan oleh keluarga. Hingga kini, keluarga tidak terima Rahmat dituding dihajar massa karena melakukan pencurian.