Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pengadilan Bulgaria Mendakwa 5 Tersangka Pengeboman Kota Istanbul, Turki
19 November 2022 19:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Peristiwa nahas itu menewaskan enam orang, dua di antaranya anak perempuan berusia sembilan dan 15 tahun. Informasi ini disampaikan langsung oleh juru bicara kejaksaan, Siyka Mileva, pada Sabtu (19/11).
“Lima orang telah didakwa atas bantuan logistik mereka kepada salah satu tersangka untuk melarikan diri,” ungkap Mileva, seperti dikutip dari AFP.
Menurut laporan dari saluran televisi lokal, tiga dari enam terdakwa berasal dari Moldova. Sementara yang keempat berasal dari salah satu negara Arab dan identitas terdakwa kelima belum diketahui.
Di sisi lain, Turki pada Jumat (18/11) telah memenjarakan 17 tersangka yang diduga terlibat dalam pengeboman di Istiqlal Avenue, Distrik Beyoglu, Istanbul, pada Minggu (13/11) akhir pekan lalu itu.
Ledakan terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat, ketika area itu sedang ramai pengunjung.
ADVERTISEMENT
Pengadilan menahan mereka dalam penahanan pra-sidang atas tuduhan menghancurkan persatuan nasional dan pembunuhan berencana.
Pemerintah Ankara menuding Partai Pekerja Kurdistan (PKK) — yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki — sebagai otak di balik ledakan yang juga melukai 81 orang tersebut.
Namun hingga kini, baik PKK dan cabangnya di Suriah, YPG, membantah tudingan Turki. Belum ada satu pun individu atau kelompok yang secara langsung mengaku bertanggung jawab.
Meski begitu, pihak kepolisian Turki telah menangkap tersangka utama yang teridentifikasi sebagai Alham Albashir.
Ia adalah seorang wanita asal Suriah yang disebut telah bekerja untuk militan Kurdi — di pinggiran Kota Istanbul. Menurut keterangan polisi, selama diinterogasi, Albashir mengaku terlibat saat menanam bom.
ADVERTISEMENT
“Albashir mengatakan, dia bergabung dengan PKK karena pengaruh pacarnya dan mempertahankan hubungannya dengan kelompok itu setelah dia putus dengannya,” lapor media Turki, Anadolu Agency.
Di hari yang sama saat ledakan terjadi, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan langsung menggelar konferensi pers dan menyebutnya sebagai aksi terorisme.
“Tidak diragukan lagi ini serangan teroris, perkembangan awal dan intelijen awal dari gubernur, ini berbau terorisme,” kata Erdogan kala itu, seperti dikutip dari Reuters.
Sehari kemudian, Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu, mengatakan pelaku ledakan bom tersebut telah ditangkap pada Senin (14/11). Otoritas Turki turut beranggapan serangan tersebut berkorelasi dengan terorisme, di mana bom diketahui diledakkan dari jauh.
Serangan terbaru di Istanbul adalah yang paling mematikan dalam lima tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Insiden ini memicu ketakutan warga dari rangkaian pengeboman besar-besaran yang terjadi dari tahun 2015-2017 — yang Turki sebagian besar tuduhkan pada militan Kurdi dan kelompok jihadis Negara Islam (ISIS).