Pengadilan di AS Ungkap Kekejaman Bos Kartel El Chapo

25 Januari 2019 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bos Kartel Narkotika Meksiko El Chapo (Foto: REUTERS/Henry Romero)
zoom-in-whitePerbesar
Bos Kartel Narkotika Meksiko El Chapo (Foto: REUTERS/Henry Romero)
ADVERTISEMENT
Joaquin “El Chapo” Guzman hanya terdiam ketika bekas pengawalnya bersaksi di pengadilan New York, Amerika Serikat. Dari mulut saksi itu, terungkap kekejaman El Chapo saat membunuh musuh-musuhnya dengan tangannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Isaias “Memin” Valdez Rios pada pengadilan Kamis (24/1) mengaku ada di samping bos kartel Sinaloa itu saat penyiksaan dan pembunuhan terjadi antara 2006 hingga 2007 di pegunungan Sinaloa. Rios yang ditangkap pada 2014 rela bersaksi demi keringanan hukuman.
Diberitakan Associated Press, Rios mengaku melihat sendiri El Chapo membunuh tiga orang pria. Dua orang pria pertama yang dibunuhnya adalah anggota kartel rival, Los Zetas.
Bagi El Chapo, dua orang ini adalah pengkhianat karena berasal dari Sinaloa tapi bekerja untuk Los Zetas. Bos kartel berusia 61 tahun itu kemudian memerintahkan para pengawalnya untuk memukuli keduanya.
"Tuan Joaquin meminta tongkat besar, seperti batang pohon. Kami memberikannya, dan dia mulai menyiksa mereka," kata Rios.
Bos Kartel Narkotika Meksiko El Chapo (Foto: AFP/Handout / Mexican Interior Ministry )
zoom-in-whitePerbesar
Bos Kartel Narkotika Meksiko El Chapo (Foto: AFP/Handout / Mexican Interior Ministry )
Rios mengatakan El Chapo kemudian memukuli keduanya sampai "tulang-tulang di tubuh mereka hancur". Kedua pria itu lunglai, seperti boneka kain, kata Rios.
ADVERTISEMENT
"Mereka sudah tidak bisa bergerak, tapi Joaquion terus memukuli mereka dengan tongkat," kata dia.
Dia mengatakan El Chapo juga memukuli keduanya dengan senapannya, entah jenis AR-15 atau M16. Setelah itu, dia menyeret mereka dengan mobil ke arah api unggun besar.
Di tempat itu, El Chapo menembak kepala keduanya dengan senapan. Lalu dia memerintahkan anak buahnya untuk membakar mereka hingga tulang-tulangnya tidak bersisa. Anak buah El Chapo membakar kedua mayat itu hingga pagi.
Orang ketiga yang dibunuh El Chapo dan disaksikan Rios adalah anggota kartel Arrellano Felix. Dia diserahkan ke El Chapo di kediamannya di Durango dengan tubuh penuh luka, mata tertutup kain.
Dari luka bakarnya yang parah, Rios menduga pria itu disiksa dengan disetrika tubuhnya. "Mengapa mereka mengirim dia kepada saya dalam keadaan seperti ini? Mereka seharusnya membunuhnya saja," kata El Chapo.
ADVERTISEMENT
Lalu El Chapo meninggalkan pria itu dalam keadaan mengenaskan. Selama beberapa hari, pria tersebut diabaikan hingga lukanya infeksi dan mengeluarkan bau busuk.
"Kami katakan ke Joaquin bau pria itu sangat menyengat karena lukanya membusuk," kata Rios.
El Chapo lantas memerintahkan anak buahnya untuk menggali tanah. Korban diletakkan di samping lubang, El Chapo kemudian menembaknya dengan pistol kaliber .25.
Pria itu tidak tewas, namun El Chapo membuangnya ke lubang, menguburnya hidup-hidup.
Pengadilan El Chapo telah berlangsung selama 10 pekan di AS. Dia terancam hukuman penjara seumur hidup atas penyelundupan 155 ton narkoba ke AS. Pengadilan ini diperkirakan rampung bulan depan.