Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pengadilan Ungkap Motif Perkosaan Bocah Asifa di India
16 April 2018 17:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Pengadilan kasus perkosaan bocah 8 tahun di Jammu dan Kashmir dilangsungkan perdana pada Senin (16/4). Ada delapan tersangka yang dihadirkan dalam pengadilan kasus yang memicu aksi protes besar di India itu.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, kedelapan pria ini dituduh terlibat dalam perkosaan Asifa Bano yang jasadnya ditemukan di hutan Kashmir pada Januari lalu. Di antara terdakwa yang hadir di pengadilan kota Srinagar itu adalah Sanji Ram, mantan pegawai negeri yang menjadi pengawas kuil Hindu kecil tempat Asifa disekap dan diperkosa berkali-kali oleh beberapa pria sebelum dibunuh.
Dua dari delapan tersangka adalah polisi yang dituduh menerima suap agar kasus ini tidak diselidiki. Asifa berasal dari keluarga nomaden yang tengah berada di hutan Kathua saat diculik oleh para terdakwa.
Jasadnya ditemukan dengan luka-luka, termasuk cekikan dan benturan benda tumpul di kepalanya. Laporan pengadilan menyebutkan motif dari tindakan terdakwa, yang mereka akui dalam interogasi.
Menurut mereka, tindakan keji itu dilakukan untuk mengusir pendatang Muslim dari distrik Kathua di Jammu, wilayah mayoritas Hindu di negara bagian Kashmir yang kebanyakan penduduknya Muslim.
ADVERTISEMENT
Kasus ini memicu kemarahan masyarakat India, yang langsung menggelar aksi turun ke jalan. Mereka mendesak pemerintah bertindak tegas dan melindungi para wanita. Belum lagi kelar kasus Asifa, ditemukan lagi mayat bocah perempuan korban perkosaan berusia 11 tahun di Gujarat, kampung halaman Perdana Menteri Narendra Modi.
Pada 2012, menurut Biro Pencatatan Kriminal Nasional (NCRB) ada 25 ribu kasus perkosaan di India. Pada pencatatan terakhir 2016, jumlahnya malah meningkat menjadi 40 ribu. Artinya, ada sekitar 106 perkosaan per hari di India.
Jumlahnya diperkirakan jauh lebih banyak karena diduga banyak warga yang enggan melapor ke polisi karena berbagai alasan, salah satunya diancam.
Pengacara yang mewakili keluarga Asifa juga mengaku diancam perkosa dan bunuh oleh para pelaku karena melaporkan kasus ini ke kepolisian. Karena ancaman ini, dia meminta agar pengadilan dilangsungkan di luar Jammu dan Kashmir.
ADVERTISEMENT
"Saya diancam kemarin, 'kami tidak akan memaafkanmu". Saya akan mengatakan kepada Mahkamah Agung bahwa saya dalam bahaya," kata pengacara Deepika Singh Rawat.
Pengadilan akan dilanjutkan pada 28 April mendatang dan MA tengah mempertimbangkan memindahkan pengadilan ke kota lain.