Pengakuan Ferdinand Hutahaean Jelang Diperiksa Polisi: Mualaf; Lagi Digoda Setan

10 Januari 2022 6:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
Ferdinand Hutahean. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand Hutahean. Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
ADVERTISEMENT
Ferdinand Hutahaean menjadi sorotan publik dalam beberapa hari terkahir. Pemicunya akibat cuitan kontoversialnya di akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3. Ferdinand mencuit soal 'Allah'.
ADVERTISEMENT
Berikut cuitan Ferdinand:
Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu di bela.
Cuitan itu akhirnya berbuntut panjang. Eks politikus Demokrat itu langsung dilaporkan ke Bareskrim. Bahkan Bareskrim sudah menaikkan status laporan menjadi penyidikan.
Rencananya, jika tidak ada kendala pada hari ini, Senin (10/1) Bareskrim akan memanggil Ferdinand untuk diminta keterangannya.
"Penyidik Direktorat Tindak Pidana Cyber Bareskrim Polri tadi malam pada tanggal 6 Januari 2022 telah melayangkan surat tembusan SPDP dan juga telah menyampaikan surat panggilan kepada terlapor FH,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
Suasana di depan gedung baru Bareskrim Polri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Namun, jelang pemanggilan, Ferdinand menyampaikan penjelasan kepada masyarakat terkait cuitan itu.
ADVERTISEMENT
"Saya menyadari betul situasi yang terjadi 2 hari terakhir ini betapa riuhnya ruang publik membicarakan saya dan cuitan saya pada tanggal 4 lalu soal Allah. Dalam hal ini perlu saya jelaskan secara terang benderang mengapa cuitan itu muncul," kata Ferdinand.
"Munculnya cuitan itu adalah akibat dari dan atas pergumulan pribadi saya yang memang sedang menderita penyakit yang sudah menahun dan tidak kunjung sembuh," ungkap dia.
Ferdinand menyebut, dirinya sudah 2 tahun mengalami gangguan penyakit yang jika kambuh akan membuat dirinya jatuh, pingsan dan kejang. Hal ini disebut mempengaruhi kesadaran dia. Tapi tak disebut jenis penyakit itu.
Ferdinand Hutahaean di rumah SBY di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/8/2018). Foto: Adhim Mugni/kumparan

Baru Jadi Mualaf pada 2017

Eks politikus Demokrat itu juga menyebut, dirinya merupakan seorang mualaf. Sehingga dirinya masih perlu banyak belajar tentang agama Islam.
ADVERTISEMENT
"Orang yang tidak mengenal saya, bahwa saya adalah seorang Muslim, seorang Mualaf sejak 2017 telah menuduh saya dengan kalimat yang tidak tepat terutama tentang identitas agama saya, akhirnya jadi ribut dan gaduh," kata Ferdinand.
Terkait berbagai kecaman yang muncul, Ferdinand menyebut karena ada salah persepsi yang muncul. Selain itu, ia menyebut ada pihak yang melakukan provokasi dengan menambah narasi yang tidak sesuai dengan fakta hingga terkesan mengadu domba.
"Maka muncullah opini bahwa seolah ini menjadi adu domba antara Kristen dan Islam. Padahal ini tidak ada urusan dengan agama mana pun, ini murni dialog pribadi saya dengan diri saya, dialog tentang saya dengan Tuhan saya, Allah SWT," ucap dia.
Ferdinand Hutahaean. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Saya Sedang Dialog dengan Pikiran Digoda Setan, Bahaya Kalau Dipidana

Ferdinand Hutahaean juga menepis kasus dugaan ujaran kebencian atau SARA dalam cuitannya itu.
ADVERTISEMENT
Ferdinand mengatakan, cuitan tersebut merupakan bentuk dialognya dengan pikirannya tentang pemahamannya terkait Allah sehingga tidak tepat masuk dan diproses secara pidana.
“Ketika saya menegaskan iman saya punya Allah yang kuat. Kalau pun ada makna lain di luar itu, ya itu di luar keilmuan saya. Saya menyampaikan apa yang saya pahami. Saya sedang berdialog dengan pikiran saya yang digoda setan,” kata Ferdinand.
“Kalau kemudian itu dipidana, bahaya bangsa ini. Ribut bangsa ini kacau kalau begini caranya,” tambah Ferdinand.
Menurutnya, ada kesalahpahaman memaknai cuitan tersebut yang berakhir dengan pelaporan dirinya. Dia menegaskan tak sedang membenturkan kelompok tertentu.
Suasana di depan gedung baru Bareskrim Polri. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Ferdinand Hutahaean Siap Hadir ke Bareskrim

Lebih lanjut, terkait dengan jadwal pemanggilan dari Bareskrim, Ferdinand Hutahaean memastikan dirinya akan memenuhi panggilan penyidik.
ADVERTISEMENT
“Iya, betul Polri sudah menjadwalkan untuk memintai keterangan dari saya besok sebagai saksi. Saya akan hadir,” kata Ferdinand.
Ferdinand menegaskan dirinya taat proses hukum yang berlaku. Selain itu, Dia akan menjelaskan persoalan cuitannya di Twitter yang menimbulkan pro dan kontra.
“Tentu saya taat hukum. Pastikan akan menjelaskan semua apa sebenarnya sehingga kesalahan persepsi yang timbul di publik bisa menjadi terang benderang,” ujar Ferdinand.
Ferdinand Hutahean. Foto: Intan Novianti/kumparan
Berikut penjelasan dan permohonan maaf lengkap dari Ferdinand:
Saya menyadari betul situasi yang terjadi 2 hari terakhir ini betapa riuhnya ruang publik membicarakan saya dan cuitan saya pada tanggal 4 lalu soal Allah. Dalam hal ini perlu saya jelaskan secara terang benderang mengapa cuitan itu muncul.
Munculnya cuitan itu adalah akibat dari dan atas pergumulan pribadi saya yang memang sedang menderita penyakit yang sudah menahun dan tidak kunjung sembuh. Sudah 2 tahun lebih saya mengalami gangguan penyakit yang kalau kambuh pasti akan membuat saya jatuh, pingsan dan kejang. Hal ini juga sangat mempengaruhi kesadaran saya. Dan pada tanggal 4 Januari 2022 saat cuitan saya muncul, adalah ketika saya baru mengalami jatuh pingsan dan ini membuat pikiran saya berkecamuk serta ingin bertindak pendek. Akhirnya terjadilah dialog antara pikiran dan hati, ketika itu pikiran saya berkata : "Hei Ferdinand, kau akan mati, tak ada yang bisa menolongmu, tak ada yang bisa membantumu, Allahmu saja harus dibela" kata pikiran kepada hati saya dan hati saya menjawab : "Tidak, Allah ku kuat, Dia tak perlu dibela, Dia yang akan menolongku." Itulah dialog yang muncul dan itu motivasi untuk diri saya supaya saya kuat dan bertahan dari cobaan. Dan saat itu saya tuliskan hal tersebut dalam cuitan.
ADVERTISEMENT
Namun setelah saya mencuit tentang itu, kemudian ramai karena ada salah persepsi yang muncul dan ada yang melakukan provokasi dengan menambah narasi narasi yang tidak sesuai dengan fakta hingga terkesan mengadu domba. Maka muncullah opini bahwa seolah ini menjadi adu domba antara Kristen dan Islam. Padahal ini tidak ada urusan dengan agama mana pun, ini murni dialog pribadi saya dengan diri saya, dialog tentang saya dengan Tuhan saya, Allah SWT. Orang yang tidak mengenal saya bahwa saya adalah seorang Muslim, seorang Mualaf sejak 2017 telah menuduh saya dengan kalimat yang tidak tepat terutama tentang identitas agama saya, akhirnya jadi ribut dan gaduh.
Namun demikian, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada saudara-saudara saya muslim apabila tersinggung ataupun tersakiti dengan tulisan saya di twitter, sekali lagi saya mohon maaf karena ke kekhilafan saya, mungkin karena pemahaman agama Islam saya yang baru seumur jagung, mohon kiranya di maafkan dan mohon bimbingan selalu para ulama untuk saya dan keluarga agar lebih baik lagi menjadi seorang muslim.
ADVERTISEMENT
Demikian saya sampaikan semoga bisa menjadi terang bagi semua atas situasi yang terjadi. Sekali lagi dengan segala keresahan saya mohon dimaafkan.
Jakarta, 06 Januari 2022