Pengakuan Pelaku Penusukan di Menara Eiffel: Marah atas Genosida di Gaza

4 Desember 2023 12:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi memeriksa lokasi penikaman di Paris, Prancis pada Sabtu (2/12/2023). Foto: Dimitar Dilkoff/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Polisi memeriksa lokasi penikaman di Paris, Prancis pada Sabtu (2/12/2023). Foto: Dimitar Dilkoff/AFP
ADVERTISEMENT
Tersangka penusukan di dekat Menara Eiffel, Ibu Kota Prancis, Paris, hingga menewaskan satu turis asal Jerman akhir pekan lalu ternyata mengaku murka, atas genosida yang terjadi di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
Diidentifikasi sebagai Armand Rajabpour-Miyandoab (26), tersangka merupakan warga kelahiran Prancis dari orang tua asal Iran. Seorang pendukung perjuangan Palestina dan Hamas garis keras, Armand pun terafiliasi dengan ISIS sejak 2016.
Dikutip dari AFP, berdasarkan keterangan dari jaksa penuntut Jean-François Ricard, Armand menggemakan lafal 'Allahu Akbar' sebelum menikam ketiga korbannya.
Kepada polisi, Armand mengaku marah atas begitu banyak warga muslim yang tewas di Afghanistan dan Palestina. Armand kemudian turut menyalahkan pemerintah Prancis — yang dia klaim terlibat atas genosida terhadap rakyat Palestina oleh Israel di Jalur Gaza.
Hal itu, kata Ricard, disebutkan dalam sebuah video yang diposting di platform X milik Armand. "Pada hari Sabtu, sebuah video diposting di media sosial mana tersangka mengkritik pemerintah Prancis dan mendiskusikan apa yang dia gambarkan sebagai pembunuhan muslim yang tak bersalah," jelasnya.
Menara Eiffel di Prancis. Foto: Benoit Tessier/REUTERS
Lebih lanjut, Ricard mengatakan sebelumnya ibu kandung Armand telah menyampaikan kekhawatiran atas perilaku putranya yang kian radikal sejak Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
"Pada akhir Oktober 2023, ibu dari penyerang melaporkan kekhawatiran tentang perilaku putranya, karena dia telah menyerahkan diri. Tetapi tidak ada yang memungkinkan untuk melakukan penuntutan baru," kata Ricard.
"Sebuah akun X yang dibuka oleh Armand Rajabpour-Miyandoab pada awal Oktober menunjukkan banyak unggahan tentang Hamas, Gaza atau Palestina secara umum," tambahnya.
Di platform X, Armand memposting sebuah video berbahasa Arab yang menyatakan dirinya terafiliasi dengan ISIS di Afghanistan. Dia bahkan disebut telah mengikrarkan dirinya dengan ISIS.
"Dalam video ini, dia bersumpah setia kepada ISIS dan menyatakan dukungannya kepada para jihadis di Afrika, Irak, Suriah, Sinai, Yaman atau Pakistan," kata Ricard.
Lahir dari keluarga yang tak religius, sambung Ricard, Armand lalu memutuskan masuk Islam di usia 18 tahun dan mulai mengikuti propaganda ISIS dalam jumlah besar. Sejak 2016, dia telah berencana bergabung dengan ISIS cabang Irak atau Suriah.
ADVERTISEMENT
Menurut polisi, Armand sempat dipenjara selama empat tahun atas tuduhan merencanakan serangan kemudian dibebaskan tahun 2020. Seharusnya, Armand saat ini menerima perawatan kejiwaan.