Pengakuan Pemilik Toko yang Jual Petasan Berbahan Sobekan Al-Quran

14 September 2021 14:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petasan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petasan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Petasan yang diduga menggunakan bahan dari kertas sobekan kitab Al-Quran viral di media sosial. Kasus ini terjadi di Kelurahan Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Pada Sabtu (11/9), ada warga sekitar yang menggelar resepsi pernikahan. Saat menyambut besan, mereka kemudian meledakkan petasan. Serpihan petasan itu ternyata ada tulisan Arab dan diduga sobekan kertas kitab Al-Quran. Pemilik hajatan menyebut petasan itu dia beli beberapa bundel dari sebuah toko di daerah Tangerang Selatan (Tangsel). Namun, dia tak menyebut di mana lokasi spesifiknya.
ADVERTISEMENT
kumparan kemudian menelusuri toko yang dimaksud itu. Lokasinya berada di Kampung Kebon Manggis, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Terlihat toko itu hanya toko sayur dan kebutuhan pokok.
Pemiliknya berinsial Y (52), tidak berkenan nama aslinya disebut. Y juga tidak berkenan tokonya difoto oleh wartawan.
Y mengatakan, dia menjual petasan yang disebut beleguran itu tidak rutin. Hanya sesekali untuk melengkapi komoditi utama di warungnya, yaitu sayur mayur dan kebutuhan pokok.
Bekas petasan yang diduga menggunakan bahan sobekan Al-Quran. Foto: Dok. Istimewa
Petasan itu juga dia beli dari seseorang yang lewat di depan warungnya. Bukan beli khusus di sebuah tempat.
"Saya, mah, jualan sayur sudah lama. Lupa tahun berapanya. Sudah lama saya, mah. Terus buat cukupin hidup juga sembari dah jual petasan. Itu juga belinya sama yang lewat-lewat saja," ujar Y, Selasa (14/9).
ADVERTISEMENT
Warga di Ciledug menunjukkan bekas petasan yang diduga menggunakan bahan sobekan Al-Quran. Foto: Dok. Istimewa
Penjual petasan itu lewat tak sering. Y tak ingat tiap berapa hari atau pekan penjual menjajakan petasan itu lewat. Penjual petasan itu semacam sales dari produsen petasan. Tapi Y tidak tahu di mana asal produsennya karena dia tak menanyakan hal itu lebih lanjut.
"Pedagang lewat, enggak kenal juga. Tiap lewat warung suka nawarin 'Mpok, ada petasan nih, mau nggak?' begitu. Ya kalau ada duit, saya beli, kalau engga, ya sudah," kata Y. Y mengatakan, tiap membeli petasan dari penjual itu, dia mengambil serenceng. Serenceng isinya bisa ada belasan petasan. Satu renceng ini ukuranna bervariasi, mulai dari sediameter uang logam Rp 1.000 hingga sekepalan tangan orang dewasa.
"Tiap beli harganya Rp 90 ribu (serenceng). Segitu terus, enggak naik, enggak turun. Ukurannya macam-macam, ada yang buletannya segede uang seribuan logam, ada juga yang segede sekepal tangan orang gede," ujar Y.
ADVERTISEMENT
"Itu serenceng isinya banyak petasannya. Namanya juga buat kawinan. Biasanya saya beli dua sampai empat renceng, Nanti saya jual lagi Rp 120 ribu," lanjut Y.
Y tidak tahu di petasan yang dibelinya itu ternyata ada sobekan kertas kitab Al-Quran. Karena menurut dia, saat membeli dari penjual, petasan itu terbungkus kertas koran bekas biasa. Dia juga tidak membongkar gulungan petasan itu.
"Enggak (tahu), orang bungkusan koran, kan, luarnya, nggak bongkar bongkar saya, mah," kata Y.