Pengakuan Rektor Unika Semarang Diminta Polisi Bikin Video Apresiasi Jokowi

6 Februari 2024 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
77
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto. Dok: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto. Dok: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor Universitas Soegijapranata (Unika) Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto, menceritakan bahwa pada Jumat (2/2) ia dihubungi oleh polisi dari Polrestabes Semarang yang kemudian memintanya membuat video apresiasi terhadap Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Menghubungi, menyatakan dari Polrestabes Semarang, saya jawab 'Ada apa?' lalu beliau meminta pernyataan video itu," kata Ferdinandus saat konpers pada Selasa (6/2).
"Kemudian saya mengatakan 'Mohon maaf Bapak, kami memilih untuk tidak membuat itu'," ujar Ferdinandus.
Keesokan harinya, pada Sabtu (3/2), polisi tersebut mengirimkan video-video apresiasi Jokowi dari kampus-kampus lain. "Ada Unsoed, Undip, UIN, ada juga kampus swasta di Semarang," kata Ferdinandus.
"Jawaban saya sama. Maka tadi pagi (6/2) beliau mengatakan 'Pak mbok kasihan dengan saya' dan saya katakan 'Saya tahu panjenengan (kamu) menjalankan tugas, tetapi saya harus menghormati pilihan saya, tolong hormati pilihan kami'," kata Ferdinandus.
Polisi tersebut, menurut Ferdinandus, masih menawar: Tidak bikin video tapi bikin pernyataan.
ADVERTISEMENT
"Diberi contoh juga dari salah satu rektor di Semarang, ya saya katakan 'Tidak' karena kami memilih sikap itu," katanya.
"Jadi intinya bukan kami membenci, tidak, tapi ketika hal baik tentu kami harus katakan baik, tapi kalau ada yang tidak pas ya kami harus katakan tidak pas. Kembali ke hal-hal yang sesuai dengan prinsip demokrasi dan konstitusi," kata Ferdinandus.

Diserahkan ke Kapolda Jateng

Ferdinandus enggan membeberkan identitas polisi itu begitu pula dengan nomor telepon polisi tersebut. "Tidak etis," katanya.
"Saya tidak tahu (apakah orang tersebut betul-betul polisi), tapi faktanya kan video-video dari para rektor lain kan ada dan sama isinya, template," kata Ferdinandus.
"Video itu nantinya akan diserahkan ke Kapolda (Jateng)," kata Ferdinandus.
ADVERTISEMENT

Tujuan Video: Mencari Penerus Jokowi

Ferdinandus kemudian menjelaskan soal tujuan video itu, berdasarkan apa yang ia tahu.
"Jadi, nomor satu, mengapresiasi prestasi Pak Jokowi selama 9 tahun terakhir. Kedua, bahwa Pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerusnya Pak Jokowi, intinya itu," kata Ferdinandus.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak Polda Jateng dan Polrestabes Semarang belum memberikan tanggapan, namun akan menggelar konferensi pers untuk menjelaskan peristiwa ini.

Tentang Video-video yang Bermunculan itu

Sejumlah video kampus-kampus mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi bermunculan di media sosial, misalnya seperti yang dilihat kumparan pada Selasa (6/2).
Video-video itu menunjukkan pejabat kampus masing-masing membacakan semacam apresiasi untuk jasa Jokowi terkait pembangunan, kesuksesan melewati pandemi COVID-19, hingga soal Pemilu.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang berharap Pemilu 2024 mendapatkan pemimpin yang mampu melangsungkan kinerja Jokowi.
Video tersebut ditayangkan akun @enaknya.ngapain.y8 dan di setiap tayangan tersebut dihujani komentar positif dari akun-akun anonim.

Mahfud MD Sebut Rektor Ditekan

Soal video-video itu disinggung eks Menko Polhukam yang juga cawapres 03 Mahfud MD.
"Saya dapat laporan ada semacam operasi untuk menekan rektor-rektor lain yang belum menyatakan sikap dan akan membuat deklarasi untuk kebaikan bangsa, untuk membangun demokrasi yang bermartabat sesudah UGM muncul lalu bermunculan jadwal, tetapi bersamaan itu juga muncul operasi mendekati rektor yang belum mengemukakan pendapatnya," katanya di acara Tabrak Prof di Koat Kopi Seturan, Kabupaten Sleman, Senin (5/2).