Pengakuan Sales Meikarta Diburu Pembeli yang Minta Uang Kembali

25 Oktober 2018 11:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Meikarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Meikarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tagline iklan ‘Aku Ingin Pindah ke Meikarta’ begitu membekas di benak masyarakat. Harga ekonomis dengan kawasan yang digadang-gadang akan menjadi hunian modern terpadu membuat banyak orang tergiur.
ADVERTISEMENT
Cicilan 0 persen dengan booking fee sekitar 2 juta rupiah membuat antusiasme masyarakat begitu besar. Bahkan para sales dan marketing Meikarta mengaku sempat kewalahan.
Delima Sitinjak salah satunya. Ia adalah agen marketing yang ikut memasarkan apartemen Meikarta dan produk Lippo Group lainya. Sejak diluncurkan disertai iklan besar-besaran, Delima mengaku kebanjiran pelanggan.
"Kalau awal-awal Meikarta di launching kita bisa jual apartemen dengan mudah karena kan masih belum ada apa-apa. Kan kita masih tahunya itu konsep kota baru yang lagi dikembangkan di Cikarang," ujar Delima kepada kumparan, Selasa, (23/11) di Cikarang, Jawa Barat.
Namun seiring berjalannya waktu euforia tersebut mulai terkikis. Hanya berselang 6 bulan sejak launching, angka penjualan apartemen Meikarta menurun.
Bupati bekasi nonaktif Neneng Hassanah Yasin usai diperiksa KPK terkait dugaan suap pengurusan perizinan proyek Meikarta. (Foto:  Aprilandika Pratama/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati bekasi nonaktif Neneng Hassanah Yasin usai diperiksa KPK terkait dugaan suap pengurusan perizinan proyek Meikarta. (Foto: Aprilandika Pratama/kumparan)
"Rame-ramenya mungkin enam bulan dan setelah itu perlahan tidak seramai awal- awalnya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Semakin lama, fase penurunan konsumen ini membuat Delima akhirnya tidak fokus dan tidak lagi menangani penjualan produk apartemen Meikarta. Ia kemudian memilih fokus menangani konsumen Meikarta yang sudah sempat ia tangani sebelumnya.
Persoalan izin kemudian mulai tercium di kalangan masyarakat, meski saat itu belum cukup berpengaruh pada konsumen Meikarta. Namun OTT KPK beberapa waktu lalu menegaskan bahwa megaproyek ini tersandung dengan kasus hukum yakni soal izin dan membuat konsumen gelisah.
Meski mengaku tak tahu detail perizinan yang bermasalah, dia meminta pembeli tak perlu khawatir.
"Saya menyadari betul itu Meikarta kan izin lahan-lahannya Lippo`yang bermasalah. Tapi kalau izin kan biasanya bertahap bisa keluar gitu," ujar Delima.
Penyidik KPK membawa sejumlah barang bukti kasus operasi tangkap tangan dugaan suap perizinan proyek pembangunanan Meikarta di Kantor DPMPTSP Kabupaten Bekasi, di Cikarang (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Penyidik KPK membawa sejumlah barang bukti kasus operasi tangkap tangan dugaan suap perizinan proyek pembangunanan Meikarta di Kantor DPMPTSP Kabupaten Bekasi, di Cikarang (Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Tak hanya minat pembeli yang turun, kini dengan kasus tersebut ia harus memutar otak dan bertanggung jawab atas setiap permintaan konsumen yang ia tangani. Salah satunya banyaknya yang mengajukan refund.
ADVERTISEMENT
Tak jarang beberapa konsumen meluapkan emosi padanya dengan berbagai alasan. Bagi Delima hal tersebut wajar dan sudah menjadi konsekuensi. Bahkan terkadang ia harus kewalahan menangani satu-persatu konsumennya tersebut.
"Agak (kewalahan) karena kan rata-rata customer saya, saya kenal. Dan mereka mungkin sudah nitip ke saya itu propertinya bukan satu atau dua dan ada keluarganya yang cari ke saya ini kan soal hubungan dan kepercayaan,” ujarnya.
Semakin hari semakin banyak pertanyaan yang harus ia jawab, dari mulai mempertanyakan kejelasan proyek, hingga meminta uang kembali. Beberapa konsumen bahkan panik.
Kendati demikian, Delima tak mengelak, meski belum tahu apakah proyek tersebut jalan atau tidak ke depannya ia tetap mencoba meyakinkan dan menenangkan konsumen yang ia tangani.
Meikarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Meikarta (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
"Kalau bicara kerepotan saya jujur, iya. Jadi saya harus bisa membahasakan kepanikan mereka itu sederhana supaya mereka tidak terlalu panik dan mengambil tindakan yang benar, karena kan ada orang yang emosi , walaupun sebenarnya saya enggak menjanjikan banyak kepada mereka," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai marketing yang memiliki hubungan dengan dua kubu yakni perusahaan dan konsumen, dalam situasi saat ini, Delima tetap berharap nasib dan kejelasan proyek Meikarta segera ditemui.
"Saya berharap banyak pemerintah turun tanganlah menyelesaikan ini, karena tugas pemerintah juga melindungi hak-hak kita ini. Supaya customer kita ini mendapatkan haknya, semua sudah diikuti aturan mainnya hanya karena izin yang itu bukan kesalahan mereka semoga ada jalan keluar ya," pungkasnya.
------------------------------------------------------------------------------------------
Bagaimana nasib dan cerita mereka usai proyek Meikarta tersandung kasus hukum? Simak cerita selengkapnya dalam konten spesial kumparan dengan topik Yang Bergantung Pada Meikarta.