Pengakuan Warga Cileunyi Pembuang Sampah ke Anak Sungai Citarum

13 Juni 2024 17:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Betapa parah sampah di Sungai Citarum di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Betapa parah sampah di Sungai Citarum di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (12/6/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keterlambatan dalam pengangkutan sampah memaksa warga seperti Asih Kusmiati (42), warga Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, mencari solusi alternatif, meskipun harus membuang sampah ke Sungai Cikeruh, anak Sungai Citarum.
ADVERTISEMENT
Meskipun menyadari tindakan ini melanggar aturan dan merusak lingkungan, mereka merasa tidak punya pilihan lain untuk mengatasi penumpukan sampah di rumah mereka.
Asih mengaku sering kali pengangkutan sampah yang biasanya dilakukan setiap Rabu terlambat atau tidak datang sama sekali.
"Kalau lama pengangkutan, kadang saya sudah buang saja sebagian ke sana (sungai)," ujarnya saat ditemui Kamis (13/6/2024).
Banyak warga di lingkungan tersebut terpaksa melakukan hal yang sama. Mereka frustrasi dengan pelayanan sampah yang tidak konsisten meskipun telah membayar iuran sebesar Rp 20.000 per bulan.
"Kita juga pengin komplain dan nanya kenapa sekarang kadang diangkut kadang enggak, ini kan numpuk di rumah," keluh Asih.

Bakar Sampah Juga

Ilustrasi bakar sampah. Foto: Shutterstock
Selain membuang sampah ke Sungai Cikeruh, warga juga membakar sampah di halaman rumah mereka. Suami Asih kerap membakar sampah yang bisa terbakar setelah maghrib.
ADVERTISEMENT
"Kadang dibakar sama suami, kalau setelah maghrib, enggak semua sih, ya sampah-sampah yang bisa dibakar aja," tambah Asih.
Sungai Cikeruh, anak Sungai Citarum yang melintasi tujuh desa di beberapa kecamatan termasuk Bojongloa dan Cileunyi, telah menjadi tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar.
Pada Juli 2023, Pandawara Group, sebuah komunitas peduli lingkungan, mengunggah kondisi sungai yang penuh sampah, yang kemudian memicu aksi pembersihan oleh berbagai pihak.

Data BPS

Aktivis dari Walhi Jawa Barat melakukan unjuk rasa dengan membawa air Sungai Citarum, Rabu (22/5/2024). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, 7,96 persen warga masih membuang sampah ke sungai atau selokan, 12,86 persen menimbun sampah, dan 7,33 persen membuang sampah sembarangan. BPS juga mencatat bahwa semakin rendah status ekonomi rumah tangga, semakin tinggi persentase rumah tangga yang tidak melakukan pengelolaan sampah yang aman.
ADVERTISEMENT

Pengakuan Warga Lain

Sungai Citarum Hilir. Foto: Reuters/Darren Whiteside
Emar (48), warga Kecamatan Bojongsoang, juga mengakui bahwa hampir setiap hari ia membuang sampah ke aliran Sungai Cikeruh.
"Ya gitu, pagi lah seringnya mah, kalau siang mah bekas makan ayam yang dibuang," ujarnya.
Meskipun ia tahu dampak negatif dari tindakannya, Emar merasa bahwa sampah yang dibuangnya tidak seberapa dan masih menggunakan layanan pengangkutan sampah milik tetangganya untuk sampah berukuran besar.
"Kalau sampah yang gede-gede yang dimasukin ke plastik mah dibuang ke roda sampah itukan tetangga saya kebetulan kerjanya pengangkut sampah di kecamatan, si rodanya suka dibawa ke rumah dia, jadi saya kadang langsung buang ke situ kalau sampah yang gede. Yang kecil mah ya ke sungai saja," terangnya.
ADVERTISEMENT