Pengamat CSIS: Ganjar Realistis Tetap di PDIP, Pindah Partai Tak Jamin Capres

16 November 2021 16:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganjar Pranowo memakai seragam PDIP Perjuangan di Stadion Manahan, 11 Mei 2018. Foto: Facebook/Ganjar Pranowo
zoom-in-whitePerbesar
Ganjar Pranowo memakai seragam PDIP Perjuangan di Stadion Manahan, 11 Mei 2018. Foto: Facebook/Ganjar Pranowo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan setia pada PDIP di tengah isu ada parpol yang berminat meminang dirinya. Ganjar baru-baru ini dilirik Partai Golkar. Politikus Golkar Nurdin Halid menyebut Ganjar cocok jika disandingkan dengan Airlangga Hartarto.
ADVERTISEMENT
Pengamat CSIS, Arya Fernandes, menilai keputusan Ganjar bertahan di PDIP untuk saat ini realistis. Menurutnya, kansnya dicalonkan sebagai capres oleh PDIP lebih terjamin dibandingkan pindah ke partai yang belum pasti.
“Saya pikir ini pilihan realistis. Bagaimana pun kalau di PDIP dapat tiket langsung, kalau partai lain harus cari backup koalisi dan lain-lain,” kata Arya, Selasa (16/11).
“Ya di tempat lain, kan, belum pasti. Kayak di Golkar, apa dia mau jadi support? Perbedaan elektabilitasnya dengan Airlangga, kan, 10 kali lipat. Airlangga 3%, dia mungkin 30%. Nah [kalau] NasDem, dia mau ikut konvensi gak? Kalau mau, ya, harus dari sekarang enggak bisa di akhir,” imbuh dia.
Dalam berbagai survei nasional, Ganjar selalu menempati posisi tiga besar dalam bursa capres potensial 2024. Ganjar bersaing dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Ganjar di penetapan Cagub dan Cawagub PDIP Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Namun, hingga saat ini PDIP belum resmi mendukung Ganjar untuk untuk maju di 2024. Sebab sebagian mendukung Ketua DPP Puan Maharani sebagai capres/cawapres.
ADVERTISEMENT
Arya menilai saat ini kans Ganjar untuk dicalonkan sebagai capres oleh PDIP adalah 50%. Adapun faktornya, kata Arya, akan bergantung pada elektabilitas Puan hingga keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Saya kira Ganjar posisinya fifty-fifty untuk dicalonkan. Pencalonannya tergantung beberapa aspek, termasuk keterpilihan Puan selama satu tahun ke depan. Kalau [elektabilitas] Puan enggak berhasil nyampe 10%, kemungkinan PDIIP akan calonkan Ganjar,” jelas Arya.
“Lalu tergantung partai lain apakah mencalonkan kandidat populer apa enggak, [misalnya] Prabowo, Anies. Kalau iya, PDIP akan calonkan Ganjar. Karena untuk bertarung dengan calon populer itu, sementara elektabilitas Puan rendah, itu, kan, potensi kalahnya tinggi. Mungkin juga faktor Mega melihat kompetisi pilpres ini, karena itu, kan, hak prerogatifnya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Arya memprediksi karier Ganjar tak akan meredup jika memutuskan tetap di PDIP meski tak dicalonkan sebagai capres. Sebab dinilainya PDIP akan memberikan posisi-posisi strategis lainnya bagi Ganjar di pemerintahan.
“Ya memang kalau dia mencalonkan ke Golkar dia harus mau jadi nomor dua, karena, kan, sekarang masih Airlangga [usungan capresnya]. Dia mau nomor dua apa enggak? Kalau di NasDem dia ikut konvensi apa enggak, karena pasti itu yang didorong. Kalau Ganjar tetep di PDIP [tapi tidak dicalonkan sebagai capres/cawapres) dia pasti akan jadi menteri, ketua tim kampanye, pasti ada jabatan, ”ujar dia.
Di sisi lain, Arya menilai sulit bagi Ganjar untuk maju di Pilpres 2029 jika tak maju di Pilpres 2024. Menurutnya, petahana capres/cawapres periode mendatang akan lebih berpotensi dipilih pada 2029.
ADVERTISEMENT
“Bisa jadi [jika tidak sekarang akan dicalonkan sebagai capres/cawapres di 20219]. Tapi kalau 2029, capres pertama [2024] akan lebih mungkin menang. Kayak SBY, Jokowi. Semakin berat bagi Ganjar kalau dia enggak dapet tiket sekarang,” tandasnya.