Pengamat: Fenomena Klakson Telolet dari Arab Saudi, Bukan Budaya Kita

19 Maret 2024 12:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak di kawasan Terminal Kalideres  mencari bus yang memiliki suara klakson khas yg berbunyi "telolet" Foto: Fanny Kusumawardhani
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak di kawasan Terminal Kalideres mencari bus yang memiliki suara klakson khas yg berbunyi "telolet" Foto: Fanny Kusumawardhani
ADVERTISEMENT
Fenomena bocah telolet kembali memakan korban. Kali ini, seorang anak berusia 5 tahun tewas akibat terlindas bus di depan dermaga eksekutif Pelabuhan Merak, Minggu siang (17/3), karena mengejar klakson telolet.
ADVERTISEMENT
Bus telolet dan bocah telolet, beberapa tahun yang lalu sempat marak hingga akhirnya dilarang karena mengganggu keselamatan lalu lintas. Entah kenapa, fenomena ini kembali terjadi hingga akhirnya menimbulkan korban jiwa.
Pengamat transportasi, Budiyanto mengatakan, asal mula klakson telolet ini sebenarnya berasal dari Arab Saudi. Ia mengatakan, ada alasan khusus kenapa klakson telolet diperbolehkan di sana.
"Asal klakson telolet berasal dari Arab Saudi. Jalan-jalan di Arab Saudi melintasi padang pasir yang luas dan panjang. Tujuannya untuk menghindari kejenuhan, ngantuk, dan sebagainya, sehingga setiap bus dipasang klakson telolet yang suaranya keras dan melengking," ujar Budiyanto saat dihubungi kumparan, Selasa (19/3).
Klakson telolet yang biasa dipasang di bus. Foto: Dok. kumparan
Purnawirawan polisi ini mengatakan, setiap negara mempunyai karakteristik jalan dan dasar hukum yang berbeda. Yang pasti, bus telolet dan klakson telolet, bukanlah budaya berlalu lintas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di dalam UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahwa setiap pengemudi kendaraan dilarang memasang perlengkapan yang dapat mengganggu keamanan dan keselamatan berlalu lintas.
"Klakson telolet suaranya memekakkan telinga dan dapat mengganggu konsentrasi pengemudi itu sendiri dan pengguna jalan lain. Kurang konsentrasi dalam mengemudikan kendaraan bermotor dapat berisiko pada masalah kecelakaan lalu lintas," tutup pria yang pernah menjabat Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya ini.
Supir dan busnya berklakson 'telolet' Foto: Aria Pradana
Polisi sendiri memberikan imbauan kepada para orang tua agar anak-anak mereka tak menjadi bocah telolet karena berbahaya.
"Kepada orang tua agar melarang anak-anaknya pergi ke jalan untuk minta bunyi telolet. Juga agar masyarakat berhenti minta bunyi telolet dari bus yang ada di jalan karena mengganggu ketertiban umum, bisa mengakibatkan kecelakaan, apalagi kalau jarak dari orang ke kendaraan itu terlalu dekat," ujar Kasatlantas Polres Cilegon, AKP Riska Tri Arditia, saat dihubungi, Minggu (17/3).
ADVERTISEMENT