Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Pengamat soal Kaesang Tiba-tiba Muncul di Survei Pilgub Jateng: Penjajakan
10 Juli 2024 0:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Nama Ketum PSI sekaligus anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, tiba-tiba muncul di sejumlah survei elektabilitas Pilgub Jateng 2024. Padahal sebelumnya nama Kaesang digadang-gadang akan maju di Pilgub Jakarta.
ADVERTISEMENT
Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI), Hurriyah, menilai sebenarnya nama Kaesang yang muncul dan berada di jajaran atas calon di Pilgub Jateng bukan hal yang aneh. Sebab, menurutnya, saat ini survei juga dimanfaatkan oleh politikus atau parpol sebagai sarana penjajakan.
"Survei itu punya fungsi lain. Belakangan, survei juga dimanfaatkan oleh parpol, oleh kandidat, dengan bantuan dari lembaga-lembaga survei untuk memperkenalkan calon dan juga mempromosikan calon yang akan diusung oleh partai. Jadi sebagai bagian dari penjajakan," kata Hurriyah kepada kumparan, Selasa (9/7).
Menurut pendapatnya, semakin sering nama tertentu keluar dalam survei, maka eksposur terhadap nama itu semakin besar. Artinya nama tokoh tersebut akan semakin mudah diingat oleh masyarakat karena sering disebut.
ADVERTISEMENT
"Lembaga survei biasanya banyak bekerja bersama parpol, jadi bukan hanya lembaga survei aksi, tapi merangkap konsultan. Dia melakukan survei secara berkala, memasukkan nama-nama yang ingin dicek popularitasnya oleh parpol," jelas Hurriyah.
Sehingga, lanjutnya, tak heran jika ada sejumlah nama yang sering dimunculkan di berbagai survei. Semakin banyak lembaga survei yang menggelar survei popularitas untuk tokoh tertentu, maka namanya akan terkena efek pula.
"Ini juga memperlihatkan bahwa ketika parpol punya kepentingan mau mencalonkan seseorang di satu tempat, dia akan memobilisasi, dia akan menggunakan lembaga survei untuk kepentingan politik elektoral partai atau kandidat," tutur Hurriyah.
Selain untuk mempopulerkan tokoh tertentu, Hurriyah menyebut, sebenarnya survei juga bisa jadi sarana parpol memotret popularitas tokoh. Bisa saja karena di satu lokasi tokoh tersebut elektabilitasnya kurang bagus, mana parpol mencoba mengecek lokasi lain yang kemungkinan tokoh tersebut bisa mendapat elektabilitas lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Jadi bisa saja, misalnya, sebelumnya ada penjajakan di Jakarta, tapi nampaknya kansnya kecil, lalu kemudian dicari di tempat lain, dalam hal ini Jawa Tengah," ucapnya.
PSI Bantah Survei Kaesang untuk Giring Opini
Wakil Ketua Umum PSI, Andi Budiman, membantah jika survei Kaesang di Jawa Tengah yang mendapat persentase tinggi merupakan bentuk penggiringan opini. Menurut Andi, hasil itu murni berasal dari hati nurani masyarakat Jawa Tengah.
"Enggaklah, kalau survei opini publik kan ilmiah ya. Itu proven ya, dari pemilu ke pemilu, pilkada ke pilkada. Jadi saya pikir enggak perlu digiring-giring. Kalau dia suka, ketika ditanya disurvei yang kamu pilih siapa, ya dia akan jawab sesuai hati nurani," ujar Andi saat dijumpai di DPP PKS, Pasar Minggu, Jaksel, pada Senin (8/7).
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, ada dua survei yang menempatkan Kaesang di urutan atas survei elektabilitas Pilkada Jateng: LSI dan Indikator Politik. Dalam simulasi kertas suara di survei Indikator Politik, Kaesang bahkan berada di posisi teratas dengan perolehan 17,%.
Di bawahnya ada Kapolda Jateng, Irjen Achmad Luthfi, yang sebelumnya digadang-gadang sudah meraup dukungan dari banyak partai dan sudah lebih dulu diprediksi akan maju. Sementara itu di survei LSI, nama Kaesang berada di posisi kedua di bawah Luthfi.