Pengamatan Selat Sunda Sekarang Real-Time, Pantau Dampak Erupsi Anak Krakatau

26 April 2022 0:15 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Jumat (4/2/2022). Foto: magma.esdm.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Jumat (4/2/2022). Foto: magma.esdm.go.id
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat waspada dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau. Sebab, gunung tersebut masih erupsi dan berpotensi menimbulkan tsunami.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Peneliti Pusat Riset Kelautan, Badan Riset, dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Semeidi Husrin mengatakan, sejumlah langkah mitigasi telah dilakukan terkait Gunung Anak Krakatau yang berstatus siaga. Salah satunya pengamatan secara real-time kondisi Selat Sunda.
"Terkait mitigasi kami tim yang memonitor anomali di Selat Sunda kami dalam rangka memastikan mendeteksi kemungkinan terjadi tsunami di Selat Sunda," kata Husrin dalam tayangan Youtube BMKG, Senin (26/4).
Husrin membandingkan kondisi pengamatan saat tsunami 2018. Saat itu, pengamatan secara real-time belum dilakukan. Perbaikan terus dilakukan sejak 2019 lalu.
"Dulu 2018 tidak ada, alhamdulillah sejak 2019 berbagai upaya dari peneliti dan instansi terkait sudah banyak peningkatan," ujar Husrin.
Husrin menuturkan, pengamatan kondisi permukaan air dapat dilakukan hingga level 1 detik. Data tersebut cukup ketat dan akurat untuk membaca potensi Tsunami. Sehingga insiden 2018 dapat dimitigasi.
ADVERTISEMENT
"Secara real-time muka air di Selat Sunda bisa kita pantau secara langsung bahkan level hingga hampir 1 detik datanya. Dan juga latensinya cukup ketat hampir 5 detik," pungkasnya.