Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Pengasuh Lansia Digaji Rp 10 Juta, Taiwan Jadi Negara Paling Dituju PMI Jabar
30 Januari 2023 14:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jabar menyebut negara Taiwan jadi primadona bagi para Pekerja Migran Indonesia asal Jabar. Selama tahun 2022, tercatat sebanyak 10.318 pekerja dari Jabar yang didominasi oleh ibu-ibu diberangkatkan ke sana.
ADVERTISEMENT
"10.318 orang berangkat ke Taiwan selama tahun 2022," kata Kepala BP3MI Jabar, Kombes Erwin Rachmat, di kantornya pada Senin (30/1).
Erwin menyebut sebagian besar para pekerja migran itu bekerja sebagai asisten rumah tangga terutama perawat lansia. Mereka bekerja sebagai perawat lansia karena tergiur diberi upah tinggi senilai Rp 10 juta tiap bulan. Selain itu, syarat bekerja di Taiwan pun cukup mudah.
Erwin pun mengatakan jarang ditemui adanya kasus pekerja migran di Taiwan yang mengalami perlakukan tak menyenangkan dari majikannya. Hal itu juga yang menjadi daya tarik para pekerja migran berangkat ke Taiwan.
"Mereka yang berangkat ke Taiwan itu resmi," ujar dia.
Indramayu Jadi Wilayah yang Paling Sering Berangkatkan Pekerja Migran
Sementara itu, berdasarkan data, Kabupaten Indramayu menjadi wilayah yang paling banyak memberangkatkan pekerja migran dengan jumlah 6.982. Rata-rata pekerja migran dari Indramayu berangkat ke wilayah Timur Tengah seperti Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Indramayu hampir 6 ribuan per tahun. Ranking pertama, kabupaten paling besar menempatkan pekerja migran," kata Erwin.
Para pekerja migran, sambung Erwin, biasanya tergiur untuk berangkat ke Timur Tengah karena berharap dapat sekaligus menunaikan ibadah umrah bahkan haji secara gratis. Padahal, belum tentu para pekerja migran itu bakal ditempatkan di Arab Saudi.
Erwin juga mengatakan pekerja migran asal Indramayu paling sering mendapat perlakuan tak menyenangkan dari majikannya. Biasanya, para pekerja migran dari Indramayu berangkat ke Taiwan tak melalui jalur resmi.
"Begitu mudahnya masyarakat mengakses media sosial dan akhirnya terjebak di situ. Dengan janji gaji tinggi lalu prosesnya cepat, dan keluarga yang akan ditinggali itu diberikan uang tip oleh si calo itu," kata dia.
ADVERTISEMENT