Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Pengedar dan Pengguna Tembakau Gorila Bisa Dihukum!
6 Januari 2017 11:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Siapa bilang pengguna dan pengedar tembakau gorila tidak bisa dihukum? BNN memastikan hukuman bisa diterapkan kepada pecandu tembakau gorila atau yang kini bersalin rupa menjadi Hanoman.
ADVERTISEMENT
"Jadi jangan sampai orang bertanya, nggak bisa dihukum. Bisa kok, dengan undang-undang kesehatan, cuma BNN tidak berwenang, teman-teman dari kepolisian dan PPNS dari Kemenkes bisa," jelas Kabag Humas BNN Slamet Pribadi, Jumat (6/1).
Slamet menyampaikan tembakau gorila sebenarnya tembakau biasa, hanya kemudian diberi stimulan dan menjadi ganja sintetis.
Slamet menjelaskan, peraturan yang dapat menghukum pemakai tembakau gorila ini ialah Undang Undang Kesehatan. Ada sekitar 46 New Psychoactive Substances atau NPS yang digolongkan masuk zat narkotika. Dan ada 18 NPS yang sudah dilampirkan sebagai hukum positif undang-undang narkotika. Sisanya masih dibicarakan dengan Kementerian Kesehatan.
"Tembakau gorila belum, kita tunggu sebentar lagi, mohon bersabar," kata Slamet. "Saya juga berharap ke kementerian kesehatan, agar regulasi soal Permenkes yang mengatur sisa dari 46 ini segera terbit," lanjutnya.
ADVERTISEMENT