Pengemudi Mobil Laporkan Pemotor Terkait Pengeroyokan di JLNT Casablanca

Pengendara sepeda motor berkendara melawan arus karena menghindari razia polisi di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang di Jakarta, Rabu (11/3). Foto: ANATRA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Keributan terjadi antara pengendara mobil dan sekelompok pemotor di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca, Jakarta Selatan, Sabtu (19/3). Keributan itu berujung laporan ke polisi.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Soplanit menyebut, pihaknya telah menerima laporan terkait dugaan pengeroyokan yang dialami pengendara mobil.

"Iya (sudah membuat laporan), sudah kita periksa saksi dan pelapor," kata Ridwan saat dikonfirmasi, Rabu (23/3).

Ridwan menjelaskan, keributan itu bermula ketika pengendara mobil membunyikan klakson pada pengendara motor yang berjalan lambat di depannya. Seperi diketahui, JLNT Casablanca tidak boleh dilalui motor.

"Jadi gerombolan bermotor ini jalannya pelan, dia mengklakson supaya jalannya lebih cepat karena menghambat kendaraan lainnya,” jelasnya.

Pengendara motor pun tak terima dan diduga melakukan pengeroyokan. Korban pun telah menyerahkan bukti visum ke polisi.

Atas laporan tersebut, Ridwan mengatakan pihaknya sempat mencoba menggelar mediasi antara pelapor dan terlapor. Namun gagal dan kini tengah memburu para pemotor.

"Kita enggak ada mediasi ulang, kita amankan dulu. Kita tidak pengaruh mediasi kita amankan dulu. Kita lagi identifikasi dan kita lidik untuk cari pelakunya," tutupnya.

Seperti diketahui, viral di sosial media video yang memperlihatkan rombongan pemotor menutup Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca, Jakarta Selatan, Jumat (18/3).

Dalam video tersebut, tampak rombongan pemotor menutup jalan JLNT tersebut dengan cara membariskan motor mereka di badan jalan. Hal itu pun membuat pengendara mobil tak bisa melintas sehingga terjadi keributan antara pengendara.

"Motor gak bisa naik ke atas ni," kata salah satu pengendara mobil menegur pemotor.

Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca, Jakarta Selatan merupakan jalur terlarang untuk kendaraan roda dua atau sepeda motor. Larangan tersebut bukannya tanpa alasan.

Polda Metro Jaya memberikan larangan sepeda motor melintasi jalur tersebut dengan dasar untuk mengurai kepadatan dan menghindari risiko bahaya yang terjadi bila sepeda motor masih nekat melintas.