Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penggerobak Sampah di Yogyakarta Keluhkan Susah Buang Sampah di Depo
4 Mei 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Penggerobak sampah di Kota Yogyakarta mengeluhkan kesulitan membuang sampah di depo-depo sampah. Hal tersebut diungkapkan perwakilan penggerobak sampah Mandala Gembira Loka Karang (Mabukar), Suparman.
ADVERTISEMENT
"Beberapa titik depo yang ada di Yogya itu penggerobak sampah di Yogya hampir tidak bisa membuang sampah," kata Suparman melalui sambungan telepon, Sabtu (4/5).
Suparman menjelaskan, para penggerobak ini pun telah bertemu dengan pejabat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta pada Jumat (3/5) malam. Mereka dijanjikan skema dua hari buang sampah, sehari libur.
"Semua perwakilan di depo dipanggil (DLH), solusinya dari DLH belum dapatkan benar-benar solusi yang jelas. Cuma dia secepatnya akan membenahi hiruk pikuk sampah ini," katanya.
"Ini untuk sementara dari temen-temen penggerobak diberi skema 2-1. Dua hari buang, satu hari libur," jelasnya.
Suparman dan teman-teman berharap persoalan sampah bisa benar-benar ditangani Pemkot Yogyakarta.
"Kota Yogya itu terkenal Kota Pelajar, banyak ilmuwan, banyak orang-orang pinter, tapi, kok, menangani sampah tidak secepatnya ditangani. Saya penginnya Kota Yogya bener-bener nyaman ditempati," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Kata Pj Wali Kota Yogyakarta
Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, saat ini masih di masa penyesuaian setelah TPA Piyungan, Bantul yang menampung sampah Kota Yogya, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul ditutup permanen. Desentralisasi sampah saat ini mulai di jalankan Kota Yogyakarta.
"Penyesuaian. Ini, kan, mulai 1 Mei desentralisasi penuh. Kemudian kita juga mencoba untuk menata ritme, kapasitas depo juga kita harus atur. Supaya antara depo dengan pengolahan yang saat ini sudah mulai berjalan di (TPS3R) Nitikan ini nanti bisa dioptimalkan," kata Singgih ditemui di Rumah Dinas Wali Kota Yogyakarta, Sabtu (4/5).
Singgih mengakui juga tengah ada penyesuaian penjadwalan depo antara pembuang sampah mandiri dan penggerobak supaya agar tak terjadi antrean di pagi hari.
ADVERTISEMENT
"(Penggerobak) enggak perlu (risau). Toh, itu juga sampah masyarakat kota, ya. Dipastikan itu sampah dari warga kota, jadi itu yang perlu diatur lagi. Biar nyaman semua," bebernya.
Saat ini, sampah di Kota Yogya dikelola di TPS3R Nitikan di sana bisa mengelola sampah 60 sampai 75 ton per hari.
Selain Nitikan, masih ada TPS3R Kranon yang direncanakan akan bisa segera beroperasi di minggu pertama bulan Mei. Di sana diperkirakan akan ada 40-45 ton sampah yang bisa dikelola per hari.
Sementara itu, TPS3R Karangmiri juga tengah berproses dan akan beroperasi kira-kira pada akhir Mei dengan kapasitas sekitar 25-30 ton.
"Kita sudah berhitung. Sebelum desentralisasi kita sudah berhitung juga berapa sih volumenya sampah harian di kota. Kapasitas di Nitikan kita maksimalkan sampai 70 ton per hari. Nanti akan disambung lagi dengan yang Kranon, ini tinggal atap. Minggu depan insyaallah bisa operasional," katanya.
ADVERTISEMENT
"Selisih (sampah) sebelum nanti Karangmiri bisa operasional, kita ada solusi dengan kemitraan," pungkasnya.