Pengguna Tol JORR Merasa Dirampok Atas Kenaikan Tarif Sepihak

10 April 2017 9:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Protes warga soal harga tiket tol. (Foto: Dok. Gatot/Pembaca kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Protes warga soal harga tiket tol. (Foto: Dok. Gatot/Pembaca kumparan)
Gatot, pengguna Tol JORR kaget bukan kepalang. Dia dikenakan tarif lebih padahal kendaraannya tidak keluar di Gerbang Tol Karang Tengah. Gatot yang bekerja di sebuah grup perusahaan media ini bertanya-tanya, mengapa dia dikenakan ongkos lebih.
ADVERTISEMENT
Gatot paham kalau kenaikan itu karena gerbang Tol Karang Tengah ditutup. Tapi dia ke luar jauh sebelum ruas Karang Tengah. Gatot menggunakan jasa tol pada Minggu (9/4) sore jelang malam.
"Masuk jalan tol dari Tomang terus masuk ke JORR arah pondok indah. Ternyata ada pemberitahuan tarif tol integrasi karena penghilangan gate Karang Tengah. Yang mengejutkan, tarif tolnya naik dari Rp 12.000 jadi Rp 16.500. Atau naik 30% lebih. Padahal jalur ini jauh dari Karang Tengah dan selama ini sudah integrasi Jakarta- Tangerang dengan JORR. lalu apa gunanya integrasi tarif ini?" jelas Gatot kepada kumparan (kumparan.com), Senin (10/4).
ADVERTISEMENT
Gatot menjelaskan, dia merasa dirampok secara terselubung oleh pengelola jalan tol.
"Harusnya kalau integrasi karena penghapusan Gate Karang Tengah, ya enggak ada kenaikan lah buat ruas sebelum Karang Tengah. Karena jalurnya enggak terpengaruh sama sekali dengan dibuka-tutupnya gate Karang Tengah. Terus terang, ini semacam pemerasan terselubung. Kenaikan 30% lebih kan sudah tidak waras lagi," jelas dia.
"Kalau tiap hari ada 10.000 mobil yang melintas ruas itu, ada uang rampokan sekitar Rp 45.000.000," ungkapnya dengan rasa kesal.
ADVERTISEMENT
Tol Jakarta-Cikampek (Foto: Risky Andrianto/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Tol Jakarta-Cikampek (Foto: Risky Andrianto/ANTARA)