Penggunaan Air Tanah yang Berlebihan Perburuk Kondisi Jakarta saat Musim Hujan

17 Desember 2024 20:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Bersama PJ Gubenur DKI Jakarta terkait banjir rob dan mitigasi cuaca ekstrim. Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Bersama PJ Gubenur DKI Jakarta terkait banjir rob dan mitigasi cuaca ekstrim. Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PLT Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Ika Agustin Ningrum menjelaskan, salah satu masalah utama yang terjadi di Jakarta adalah penurunan permukaan tanah (land subsidence). Hal ini lah yang memperburuk kondisi saat air laut pasang dan musim penghujan.
ADVERTISEMENT
Ika menyebut, penggunaan air tanah yang berlebihan sebagai faktor utama.
“Jadi paling banyak land subsidence (penurunan tanah) itu karena adalah penggunaan air tanah. Jadi kalau kita menggunakan air tanah, pasti akan berdampak terhadap penurunan muka air tanah,” jelasnya di Balai Kota saat konferensi pers terkait banjir rob dan mitigasi cuaca di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/12).
Ika mengimbau warga Jakarta, khususnya yang berada di pesisir, untuk memanfaatkan jaringan air bersih PAM jika sudah tersedia di wilayahnya. Jangan menggunakan air tanah secara berlebihan.
Pompa mobile dioperasikan saat banjir rob di Jalan R.E. Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
“Alangkah lebih baiknya tetap menggunakan dan memanfaatkan jaringan air bersih PAM, tidak menggunakan air tanah secara berlebihan, karena itu bisa membantu kota ini mengurangi dari land subsidence,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pemprov Jakarta juga menyebut, penurunan permukaan tanah ini menjadi salah satu faktor utama yang memperburuk risiko banjir. Terlebih di wilayah pesisir yang tanahnya sudah berada di bawah permukaan laut.
“Kalau teman-teman main di wilayah pesisir utara, badan kita ini sudah di bawah muka air laut,” tutupnya.