Pengidap Diabetes Makin Banyak, Warga yang Ulang Tahun Bakal Diundang Skrining

24 Oktober 2024 11:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah berencana memberikan fasilitas skrining kesehatan gratis bagi warga yang sedang berulang tahun. Hal itu lantaran tingginya pengidap penyakit digeneratif di Indonesia. Penyakit digeneratif terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh dan penuaan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dikatakan Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalucia saat meresmikan operasional PT Beurer di Kawasan Industri Kendal (KIK). Lucia mengatakan, setiap hari ulang tahun, masyarakat akan mendapatkan notifikasi melalui ponselnya untuk melalukan skrining kesehatan.
"Notifikasi bahwa Anda hari ini diminta melakukan skrining di puskesmas, atau fasilitas kesehatan terdekat dari rumah Anda, setiap orang yang sedang berulang tahun. Ini rencananya seperti itu," ujar Lucia.
Ia menjelaskan, skrining diperlukan lantaran pengidap penyakit degeneratif seperti gagal ginjal, diabetes melitus terus meningkat setiap tahun. Bahkan, penderita penyakit-penyakit itu masih berusia muda.
"Sekarang usianya (penderita.) makin muda untuk diabetes melitus," jelas dia.
Untuk itu, skrining kesehatan harus dilakukan secara rutin dan menyeluruh sebagai upaya pencegahan. Sehingga bisa menekan biaya kesehatan yang membengkak dengan upaya kuratif atau pengobatan.
ADVERTISEMENT
"Kami akan lebih memasifkan skrining untuk mencegah penyakit, supaya tidak sakit, supaya biaya kesehatan kita tidak habis untuk (langkah) kuratif. Biaya kesehatan yang tertinggi itu untuk penyakit gagal ginjal dan karena disebabkan oleh diabetes melitus," jelas Lucia.
Pihaknya juga mendorong industri pembuatan alat-alat kesehatan dalam negeri lantaran saat ini 80 persen alat kesehatan masih impor dari luar negeri.
"Kami sangat mendukung PT. Beurer yang memproduksi fasilitas produksi alat kesehatan di sini karena kita tahu 80 persen alat kesehatan di Indonesia masih impor. Apalagi usia muda yang sakit mulai meningkat," kata Lucia.