Pengiriman Biji-bijian Perdana dari Ukraina Berlayar ke Lebanon

3 Agustus 2022 19:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal berbendera Sierra Leone Razoni meninggalkan pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, di tengah serangan Rusia di Ukraina. Foto: Serhii Smolientsev/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kapal berbendera Sierra Leone Razoni meninggalkan pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor biji-bijian, di tengah serangan Rusia di Ukraina. Foto: Serhii Smolientsev/REUTERS
ADVERTISEMENT
Tim asal Rusia dan Ukraina telah menyelesaikan inspeksi kapal pengiriman biji-bijian pertama dari Kiev sejak awal invasi Moskow pada Rabu (3/8).
ADVERTISEMENT
Disadur dari AFP, pemeriksaan tersebut diawasi dengan ketat. Mengenakan helm berwarna oranye, hingga 20 pengawas pihak-pihak terkait menaiki kapal untuk melangsungkan inspeksi 90 menit.
Kedua negara tersebut memastikan implementasi perjanjian perdana yang ditandatangani mereka sejak Rusia meletuskan perang di Ukraina pada 24 Februari.
Kapal Razoni membawa lebih dari 26.000 ton jagung. Kapal sepanjang 186 meter tersebut berlayar menyusuri koridor khusus yang telah disepakati. Razoni melintasi perairan penuh ranjau di Laut Hitam sebelum tiba di Selat Bosphorus di Istanbul pada Selasa (2/8/2022).
Tujuan akhir dari kapal tersebut adalah Lebanon. Krisis pangan telah melanda negara tersebut. Sebab, Lebanon mengimpor lebih dari 80 persen pasokan gandum dari Ukraina dan Rusia.
Pejabat Pusat Koordinasi Gabungan menaiki kapal kargo berbendera Sierra Leone Razoni, membawa gandum Ukraina, untuk inspeksi di Laut Hitam, di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, Rabu (3/8/2022). Foto: Kementerian Pertahanan Turki/Handout via REUTERS
Sebagai 'keranjang roti' dunia, Ukraina merupakan salah satu pemasok utama biji-bijian. Negara itu juga mengekspor kira-kira setengah dari pasokan minyak bunga matahari di pasar global.
ADVERTISEMENT
Penghentian ekspornya lantas mendorong harga pangan melambung, sehingga berimbas pada negara-negara termiskin. Demi meredam krisis pangan global, kedua pihak menetapkan kesepakatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki turut terlibat dalam mediasi tersebut pada bulan lalu. Mereka akhirnya mencabut blokade Rusia terhadap pelabuhan di Ukraina.
Jutaan ton lainnya akan mulai mengalir dari pelabuhan-pelabuhan yang tertimbun gandum dan biji-bijian di Ukraina.
Juru Bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, berharap pengiriman tersebut akan segera menyusul Razoni. Ukraina melaporkan, setidaknya 16 kapal gandum tengah menunggu keberangkatan.
Butir gandum terlihat di dalam gudang yang dihancurkan oleh serangan militer Rusia di desa Yulivka, wilayah Zaporizhzhia, Ukraina. Foto: STR/REUTERS
Kendati demikian, kabar itu tidak cukup bagi Presiden Ukraina, Volodymr Zelensky. Dia mengatakan, Razoni baru membawa sebagian kecil dari keseluruhan hasil panen yang terhambat di Ukraina.
Zelensky mengatakan, pihaknya harus menjual minimal 10 juta ton biji-bijian untuk menyelamatkan ekonomi Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Baru-baru ini, berkat PBB dan Turki, kami memiliki kapal pertama yang mengirimkan biji-bijian, tetapi ini masih belum apa-apa. Namun, kami berharap ini akan terus berlanjut," terang Zelensky, dikutip dari Reuters.
Zelensky memperingatkan, Rusia dapat menghalangi ekspor meskipun telah menandatangani kesepakatan. Dia menuduh, Rusia bahkan mencuri gandum dari wilayah yang didudukinya di Ukraina.
Turki mengharapkan kesepakatan itu dapat membantu membangun kepercayaan. Sehingga, mereka dapat mencapai gencatan senjata. Namun, harapan itu terbukti sia-sia sejauh ini.
Sisa-sisa rudal balistik Tochka-U Rusia terlihat di ladang gandum di wilayah Donetsk, Ukraina. Foto: Gleb Garanich/REUTERS
Ukraina melaporkan penembakan Rusia yang terus berlanjut pada Rabu (3/8/2022). Rusia menggempur kota-kota di wilayah selatan negara itu dengan rudal. Pasukan Kremlin juga melanjutkan serangannya di wilayah timur.
Ukraina mengabarkan, Rusia telah menembaki salah satu supermarket di Mykolaiv. Serangan terbaru itu berlangsung hanya beberapa hari usai Rusia menewaskan raja gandum yang tinggal di kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Gubernur Mykolaiv, Vitaliy Kim, merilis kabar itu. Dia menjelaskan, Rusia telah merenggut nyawa pendiri dan pemilik perusahaan pertanian Nibulon, Oleksiy Vadatursky.
Zelensky menggambarkan kematian Vadatursky sebagai duka bagi seluruh Ukraina. Dengan armada dan galangan kapal milik sendiri, Nibulon mengekspor gandum, jelai, dan jagung.
Melalui bisnisnya, Vadatursky menjadi salah satu orang terkaya di Ukraina. Dia telah membangun pasar biji-bijian modern di negara tersebut.
"Orang-orang inilah, perusahaan-perusahaan inilah, tepatnya di selatan Ukraina, yang telah menjamin keamanan pangan dunia," ungkap Zelensky.