Pengumuman: Keraton Yogyakarta Buka Lowongan sebagai Abdi Dalem

18 Februari 2021 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta bersiap membawa gunungan keluar dari keraton saat Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta bersiap membawa gunungan keluar dari keraton saat Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kawedanan Hageng Punakawan Kridhomardowo, divisi kesenian dan pertunjukan dari Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, membuka penerimaan atau open rekrutmen pekerjaan sebagai abdi dalem.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah syarat bagi yang ingin mendaftarkan menjadi abdi dalem di KHP Kridhomardowo pada 4 golongan yaitu Wiyaga, Pasindhen, Lebdaswara, dan Musikan.
Ketua Panitia Penerimaan Abdi Dalem Kridhomardowo MB Brongtomadyo menjelaskan selama ini banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara menjadi abdi dalem. Maka untuk kali ini dibuatlah pendaftaran terbuka.
"Saya bersama pengajeng atau pimpinan golongan Wiyaga yaitu MW Susilomadyo dan teman-teman lain di Kridhomardowo membentuk tim, atas dhawuh KPH Notonegoro selaku penghageng, untuk membuka pendaftaran dan penerimaan secara terbuka," kata Brongtomadyo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/2).
"Kami ingin memberikan kesempatan kepada teman-teman di luar yang tertarik dan memang sungguh-sungguh berniat menjadi abdi dalem di Keraton Yogyakarta," imbuhnya.
Abdi Dalem Musikan Keraton Yogyakarta kembali mentas setelah setengah abad lebih vakum. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ini baru pertama kalinya penerimaan abdi dalem secara terbuka dilakukan KHP Kridhomardowo.
ADVERTISEMENT
Persyaratan umum menjadi abdi dalem ini antara lain bersedia dengan tulus mengabdi di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kemudian merupakan WNI berusia antara 17-45 tahun. Pendaftar juga harus berdomisili di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitar Jawa Tengah. Mereka juga harus bersedia mengikuti tahap seleksi.
"Persyaratan mengenai domisili di DIY dan Jawa Tengah ini pun bertujuan untuk memudahkan mobilitas calon pendaftar, karena nantinya jika diterima menjadi Abdi Dalem akan ada kewajiban untuk marak dan sowan di Keraton Yogyakarta," kata Brongtomadyo.
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta berbincang sebelum memulai Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sementara itu, untuk seleksi dibagi dalam dua tahap. Yang pertama melalui virtual, peserta mengirimkan video. Untuk yang kedua dilakukan penilaian langsung oleh tim dari KHP Kridhomardowo di Keraton Yogyakarta.
Golongan abdi dalem yang dibuka adalah Wiyaga yaitu penabuh; Pasindhen yaitu penembang untuk perempuan; Lebdaswara yaitu penembang untuk laki-laki; dan Musikan yaitu korps musik yang bertugas memainkan alat musik barat di Keraton Yogyakarta.
Abdi Dalem Keraton Yogyakarta membawa gunungan keluar dari keraton saat Grebeg Besar 1440 H di Keraton Yogyakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ada persyaratan khusus di tiap golongan seperti bisa memainkan gamelan Gaya Yogyakarta untuk Wiyaga. Kemudian melagukan gerongan atau sindhenan (syair) dari materi pilihan yaitu Ladrang Raja Manggala atau Ladrang Prabu Mataram untuk Lebdaswara.
ADVERTISEMENT
Kemudian bagi Pasindhen juga harus bisa membaca not balok. Bagi Musikan harus bisa memainkan alat musik tiup atau alat musik perkusi.
"Banyak juga yang mungkin mempertanyakan kenapa hanya 4 golongan ini saja yang dibuka? Ya karena sejauh ini dari Kridhomardowo memang baru membutuhkan Abdi Dalem dari 4 golongan ini saja. Kalau untuk golongan lain di Kridhomardowo, menurut KPH Notonegoro, ini masih mencukupi," ujarnya.
"Sementara untuk tepas atau kawedanan lain, bukan kapasitas saya untuk menjawab, karena tiap tepas dan kawedanan memiliki kebijakannya masing-masing tentang tata cara penerimaan Abdi Dalem dan bidang apa saja yang dibutuhkan," katanya.
Abdi dalem Keraton Yogya mengenakan batik. Foto: Indra Subagja/kumparan
ADVERTISEMENT
Brongtomadyo menjelaskan bahwa abdi dalem bukan merupakan lowongan pekerjaan, tetapi pengabdian seumur hidup. Tugasnya pun untuk nguri-uri budaya Jawa.
"Jadi intinya pengabdian ya, dengan cara nguri-uri kabudayan hadiluhung, khususnya karawitan di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, itu yang perlu ditanamkan. Takutnya kalau dikira ini sebagai pekerjaan dengan imbalan tertentu, nanti akan kecewa," katanya.