Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Ribuan pengungsi Rohingya di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, mulai membangun gubuk sebagai rumah sementara mereka usai kebakaran menghanguskan sebagian besar tempat tinggal mereka.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Kamis (25/3), kebakaran yang terjadi pada hari Senin (22/3) itu menghabiskan tempat tinggal bagi lebih dari 1 juta orang Rohingya setelah melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar.
Kini mereka yang kehilangan tempat tinggal membangun gubuk menggunakan terpal, tali, dan bambu yang disediakan oleh penyedia bantuan.
"Kami harus bertindak cepat untuk membangun kembali tidak hanya rumah, tetapi seluruh infrastruktur di daerah yang rusak," kata Snigdha Chakraborty, manajer badan bantuan Catholic Relief Services di Bangladesh.
Infrastruktur yang kritis, termasuk untuk fasilitas medis dan sistem sanitasi yang hancur, menimbulkan kekhawatiran terhadap penyebaran penyakit.
“Membangun kembali jamban, sumur dan kamar mandi sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah penyakit," ucap Chakraborty.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari upaya tersebut, banyak orang yang masih tidak memiliki tempat berlindung selama empat hari setelah kebakaran. Padahal situasi cuaca di sana sedang lebih panas dan kelembapan meningkat.
"Semuanya telah hilang. Saya, istri dan keenam putra saya, masih tidur di bawah langit. Saya berharap mendapatkan tenda hari ini," kata Mohammed Salam, seorang pengungsi Rohingya.
Kebakaran menjadi trauma terbaru bagi pengungsi Rohingya, yang melarikan diri dari rumah mereka di Myanmar. Saat itu, pihak militer di sana melancarkan serangan terhadap pemberontak Rohingya pada 2017.