Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Pengusaha: Tarif KA Pelabuhan Belum Kompetitif dari Truk
13 Januari 2017 14:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan menyiapkan 2 perjalanan kereta api barang tujuan Tanjung Priok-Gedebage dalam sehari. Cara tersebut dilakukan guna menurunkan ongkos logistik.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Ikatan Eksportir dan Importir (IEI), Amalia justru berpendapat tarif angkut kontainer dengan menggunakan kereta api lebih mahal ketimbang truk. Apa dasarnya?
"Belum kompetitif. Biaya total Rp 4,6 juta kereta untuk angkut kontainer 20 feet. Tapi ada beban cost tambahan dari Gedebage ke pabrik," kata Amalia saat menghadiri Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Angkutan Kereta Api Peti Kemas dari Gedebage ke Tanjung Priok di kantor IPC tanjung Priok, Jakarta, Jumat (13/1).
Amalia beralasan, kebanyakan pabrik dan gudang perusahaan justru berada di Cimahi dan Padalarang. Jadi bila pengusaha menggunakan layanan kereta guna mengangkut kontainer dari Pelabuhan Tanjung Priok harus menyiapkan dana tambahan. Dana ini diperlukan untuk memindahkan kontainer dari Stasiun Gedebage ke Cimahi atau Padalarang dengan menggunakan truk.
ADVERTISEMENT
"Kita kan sekarang di Padalarang, masa ke Gedebage, tingkat macet tinggi. Banyakan pabrik itu di Jawa Barat itu di Padalarang dan Cimahi. Kalau ke Gedebage berat," keluhnya.
Amalia menghitung, bila menggunakan layanan kereta dari Pelabuhan Tanjung Priok-Gedebage lalu dipindah ke Cimahi atau Padalarang ongkos yang dikeluarkan pengusaha bisa mencapai Rp 5,5 juta. Tetapi bila menggunakan truk, biaya yang dikeluarkan hanya Rp 4,6 juta.
"Pakai kereta totalnya Rp 5,5 juta, kalau truk Rp 4,6 juta sudah all in. Kalau kereta kan baru sampai Gedebage terus mesti angkut dari sana lagi pakai truk," tambahnya.
Keluhan lain yang disampaikan Amalia juga berkaitan dengan jadwal. Maksudnya adalah jadwal kedatangan/keberangkatan KA barang sering tidak sesuai dengan kedatangan/keberangkatan kapal. Inilah yang menyebabkan layanan KA barang minim peminat.
ADVERTISEMENT
"Jadwalnya harus lebih banyak. Jadi kalau KA mau menjual, tingkatkan dulu servicenya. Kita kan mau jualan, kasih fasilitas dong. Ekspor itu kena sanksi penalti kalau telat," tegasnya.