Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Pengusaha Winata Menolak Saat Diminta Lobi ke DPR Golkan Proyek e-KTP
16 Maret 2017 16:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT

Direktur Utama PT Karsa Wira Utama, Winata, mengaku pernah bertemu dengan pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong dan mantan pejabat Kemendagri Irman serta Sugiharto. Dia diajak untuk melobi anggota DPR agar menggolkan proyek e-KTP.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang dipimpin Winata merupakan perusahaan pertama pemenang tender e-KTP yang saat itu baru diujicoba di beberapa daerah, yakni Palembang, Cirebon, Yogyakarta, Cimberana dan Makassar. Kemudian saat hendak diterapkan se-Indonesia, PT Karsa Wira Utama kembali mengikuti lelang.
"Setelah kami selesai pilot project pada Desember 2009, sekitar bulan April saya ditelepon di kantor, pada waktu itu lupa, sekretaris saya bilang, Pak ditunggu di Hotel Crown. Saya dipanggil Irman dan Sugiharto," ujar Winata dalam kesaksiannya di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (16/3).
Winata kemudian masuk ke salah satu ruangan bisnis di Hotel Crown dan bertemu dengan Sugiharto. Tak lama kemudian Irman dan Andi Narogong masuk.
"Jadi saya diperkenalkan dengan Andi Agustinus," ujar Winata.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan tersebut, Andi Narogong mengungkapkan keinginannya untuk mengikuti proyek e-KTP yang akan menjadi proyek nasional itu. Namun dia tak ingin mengambil komisi, melainkan bergabung dengan perusahaan yang dipimpin Winata, dan ikut menandatangani setiap pengeluaran cek khusus e-KTP.
"Jadi saya tanya, untuk apa itu uang? (Dijawab oleh Andi) untuk goal-kan proyek ini saya harus lobi ke DPR. Jadi Pak Win enggak perlu keluarin uang, saya yang keluarin uang. Nanti kalau proyek itu udah selesai, dapat uang lagi, kembali uang saya," ujar Winata menirukan ucapan Andi Narogong.
Sepulang dari pertemuan tersebut, Winata memberi tahu Dirjen Administrasi dan Kependudukan Rasyid Saleh yang kala itu sudah sebulan pensiun. Dia menceritakan kegelisahannya terkait permintaan Andi Narogong.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang, saya diginiin nih. Nanti saya ikut-ikutan entar kasih uang Rp 10 miliar bilang kasih Rp 50 miliar. Kasih Rp 50 bilang kasih Rp 100 miliar. Bisa berantem saya. Saya enggak mau," keluhnya.
Dia tegas menolak tawaran tersebut. Kemudian saat ada pengumuman tender pemenang proyek e-KTP, perusahaan Winata tak lolos.
"Sekali tender, langsung saya ditendang, gugur, tanpa lihat ini itu. Saat itu bingung, lho saya kan sudah bisa kerjakan, kok kamu bilang saya tidak bisa kerjakan. Di 6 daerah kan sudah saya kerjakan," urainya.
Winata lalu komplain ke panitia lelang namun ditolak. Dia juga komplain ke Kemendagri dan mendapat respon serupa.