Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Penjahat Berbahaya dari AS Akan Dipenjara di El Salvador
4 Februari 2025 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
El Salvador menawarkan untuk menampung penjahat berbahaya dari mana saja di dunia yang dideportasi AS. Hal ini diungkapkan Menlu AS Marco Rubio setelah menggelar dialog dengan pemimpin negara Amerika Tengah itu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, Rubio tengah menggalang dukungan dari negara-negara di kawasan itu demi upaya pemerintahan Donald Trump mendeportasi imigran dalam jumlah besar.
Rubio bertemu dengan Presiden El Salvador Nayib Bukele dengan pejabat senior di kediaman Bukele di Danau Coatepeque di luar ibu kota selama hampir 3 jam. Dalam dialog itu, mereka sepakat untuk melakukan lebih dari sekadar penerimaan El Salvador untuk menderpotasi warganya.
“Semua imigran ilegal di AS yang merupakan penjahat berbahaya, MS-13, Tren de Aragua, siapa pun itu, dia (Bukele – red) menawarkan penjaranya sehingga kami dapat mengirim mereka dan dia akan menempatkan mereka di penjaranya,” kata Rubio.
Selain memperlancar jalan bagi AS untuk mengirim balik imigran ke negara asalnya, Rubio sedang mencoba untuk mengamankan perjanjian negara ketiga, di mana negara-negara itu menerima warga negara lain yang tidak akan menerima orang yang deportasi.
ADVERTISEMENT
Kuba dan Venezuela, contohnya, memiliki hubungan yang dingin dengan AS dan membatasi jumlah orang yang dideportasi yang mereka terima, meski Trump mengatakan Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah sepakat untuk menerima kembali warga negaranya.
Rubio juga mengatakan, Bukele menawarkan menempatkan penjahat berbahaya yang merupakan warga negara AS atau penduduk resmi, meski masih belum pasti apakah AS akan menerima tawaran itu. Detail terkait perjanjian itu akan segera diumumkan.
Sementara itu, situs Kemlu AS mencatat bahwa kondisi penjara di El Salvador keras dan berbahaya.
"Kepadatan merupakan ancaman serius bagi kesehatan dan kehidupan narapidana. Ketentuan untuk sanitasi, air minum, ventilasi, kontrol suhu, dan pencahayaan tidak memadai atau bahkan tidak ada," tulis Kemlu di situs resminya.
ADVERTISEMENT
Bukele dipandang oleh pemerintahan Trump sebagai sekutu utama dalam upaya memerangi imigrasi. Bukele memberlakukan tindakan keras keamanan, menangkap lebih dari 80.000 orang, dan menurunkan jumlah pembunuhan secara drastis. Kebijakan ini dipuji Washington karena mengurangi jumlah warga El Salvador yang ingin memasuki AS secara ilegal.
Sejak menjabat pada 20 Januari, Presiden Donald Trump telah meningkatkan jumlah imigran yang dideportasi AS ke Amerika Latin, termasuk menggunakan pesawat militer untuk penerbangan repatriasi.
Pemerintahan Trump pada hari Senin (3/2) mencabut perlindungan terhadap deportasi dari ratusan ribu warga Venezuela di AS. Selain itu, Trump juga mengatakan memperluas fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo, Kuba, untuk menampung 30 ribu orang.