Penjambret Cempaka Putih Tak Bisa Tidur, Merasa Dibayangi Korban

9 Juli 2018 9:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saksi mata di lokasi pembegalan Cempaka Putih. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Saksi mata di lokasi pembegalan Cempaka Putih. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sandi Hariyanto menunduk. Kaus tahanan yang dia kenakan dipakainya untuk menutupi wajahnya. Dengan terbata-bata, penjambret yang menewaskan Warsilah ( penumpang ojek online di Cempaka Putih) ini menjawab pertanyaan wartawan.
ADVERTISEMENT
Dalam jumpa pers di Mapolres Jakpus, Senin (9/7), Sandi menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dia mengaku, setelah peristiwa itu, membaca di media bahwa korban tewas.
"Saya merasa takut waktu tiga hari setelah itu. Saya tahu korban meninggal, saya merasa bersalah dan saya ke rumah paman saya di Jagakarsa untuk minta solusi dan bantu saya menyerahkan diri," kata Sandi.
Jambret Cempaka Putih Menyerahkan diri ke Polsek Jagakarsa (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Jambret Cempaka Putih Menyerahkan diri ke Polsek Jagakarsa (Foto: Dok. Istimewa)
Sandi mengaku menjambret baru tiga kali. Dalam peristiwa penjambretan korban Warsilah ini dia tak mendapat apa-apa, karena korban menahan tasnya, dan terjadi tarik-tarikan. Korban terjatuh ketika kendaraan tengah melaju.
"Saya merasa dibayang-bayangi korban," imbuh Sandi.
Sejak itu, dia gelisah tak bisa tidur. Hingga akhirnya memutuskan untuk menyerahkan diri.
"Jadi sejak itu saya gelisah, terbayang-bayang terus dan tiba tiba teringat saja korban sering dalam bayangan saya. Susah tidur dan gelisah," tutup dia.
ADVERTISEMENT