Penjelasan BMKG soal Cuaca Terik saat Imlek, Padahal Masuk Puncak Musim Hujan

23 Januari 2023 16:16 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572 di kawasan Klenteng Petak Sembilan, Jakarta, Jumat (12/2). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah sembahyang menyambut tahun baru Imlek 2572 di kawasan Klenteng Petak Sembilan, Jakarta, Jumat (12/2). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal cuaca panas terik saat Tahun Baru Imlek, 22 Januari 2023. Padahal saat ini Indonesia sudah memasuki periode puncak musim hujan.
ADVERTISEMENT
Ditambah, cuaca terik itu tak seperti perayaan Imlek tahun-tahun sebelumnya yang biasanya diguyur hujan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami musim hujan, dan beberapa wilayah khususnya Jabodetabek, juga sedang berada pada periode puncak musim hujan.
Namun, yang perlu dicatat adalah musim dan cuaca memiliki skala yang berbeda.
"Cuaca didefinisikan sebagai kondisi udara pada periode yang lebih singkat dan wilayah yang lebih sempit dibandingkan musim. Musim dapat ditentukan berdasarkan kondisi cuaca (dalam hal ini hujan) selama tiga kali dasarian (10 harian)," kata Guswato kepada kumparan, Senin (23/1).
Peta sebaran hujan saat Hari Raya Imlek, Minggu (22/1/2023). Foto: Dok. BMKG
Musim hujan ditetapkan berdasarkan jumlah curah hujan selama satu dasarian (10 hari) dan diikuti oleh dua dasarian berikutnya. Puncak musim hujan merupakan periode, di mana terdapat jumlah curah hujan tertinggi selama tiga dasarian berturut-turut, yang berada pada periode musim hujan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, puncak musim hujan hanya dihitung berdasarkan akumulasi hujan selama 3 x 10 dasarian, bukan kondisi cuaca atau hujan selama 3 x 10 dasarian tersebut. Sehingga cuaca panas terik yang terjadi di masa musim puncak penghujan masih merupakan hal yang normal.
"Kondisi cuaca cerah-berawan pada periode puncak musim hujan, dalam hal ini kondisi tanggal 22 Januari 2023 yang bertepatan dengan perayaan hari raya Imlek, merupakan hal yang normal," jelas Guswanto.
Menurutnya, luasnya wilayah Indonesia, dengan keragaman kondisi geografis dan topografis mampu menyebabkan perbedaan dinamika atmosfer yang berdampak pada kondisi cuaca yang berbeda-beda pada saat puncak musim hujan di beberapa wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca dan musim tidak bisa disamaratakan di seluruh wilayah di Indonesia.
Peta sebaran hujan saat Hari Raya Imlek, Minggu (22/1/2023). Foto: Dok. BMKG
Guswanto mengatakan, tanggal 22 Januari 2023 bertepatan dengan Imlek kemarin, wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami cuaca berawan dan tidak tercatat adanya hujan yang turun selama sehari. Hal ini dikarenakan faktor global-regional-lokal yang kurang mendukung terbentuknya awan hujan di Jakarta dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
Saat ini secara umum, fenomena dinamika atmosfer yang kerap dapat memicu intensifnya pertumbuhan awan dan peningkatan curah hujan di wilayah Jabodetabek tidak signifikan, sehingga kondisi cuaca relatif kondusif dengan kondisi cerah-berawan di pagi-siang hari.
ADVERTISEMENT
"Meskipun ada hujan, itu potensinya lokal dalam durasi singkat terutama di siang menjelang sore hari," ucap Guswanto.